23 April 2020


"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." QS. At Tahrim: 6.
Menguatkan kembali visi keluarga muslim, menjadi Pemimpin Dunia, Bersama Hingga ke Surga. Sebagaimana pesan guru kita, Ustadz Budi Ashari, Lc dalam buku Inspirasi dari Rumah Cahaya,
4 Visi Keluarga Muslim
1. Menyejukkan Pandangan mata
2. Pemimpin bagi masyarakat bertaqwa
3. Terjaga dari api neraka
4. Bersama Hingga ke Surga

Begitu indah takdir Allah mempertemukan kita, dalam satu ikatan keluarga. Bukan karena sedarah, bukan karena kepentingan duniawi, melainkan atas kesamaan visi.
Mendidik generasi peradaban, pejuang kemuliaan Islam dan kaum Muslimin.  Melahirkan generasi gemilang di usia belia.
MasyaaAllah sungguh mulia ikatan persaudaraan ini. Sungguh kokoh ikatan ini melebihi ikatan selainnya. Bukan sekedar kelompok walisantri karena kesamaan tempat sekolah putra-putri.
Bukan. Tapi ini adalah barisan.
Barisan para pejuang di jalan-Nya. Maka, sudah semestinya kita selalu merapikan barisan, mengokohkannya dan memastikan semua pejuangnya berada dalam visi yang benar.
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." QS. As Saff: 4
Para pengemban amanah, dengan beban berat di pundak yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Rabb-Nya. Berusaha senantiasa mengontrol dan mengarahkan agar selalu berada dalam barisan perjuangan yang benar. Maka tugas kita, sami'naa wa atho'naa. selama bukan dalam kemaksiatan. Dan tentu bukan itu tujuan perjuangan kita.
Mari bersama-sama berlayar mendidik generasi dengan menguatkan nahkodanya. Tundukkan ego, rendahkan hati, tawadhu' di hadapan Rabb kita.
Tidak ada kecewa ketika kita diingatkan. Tidak marah ketika ada ketegasan. Tidak saling dengki ketika dinasehati. Tidak ada ghibah karena semua tentu jijik memakan daging bangkai saudara sendiri.
Nasehat adalah tanda cinta dalam keluarga. Untuk satu visi yang sama, melahirkan keturunan (anak-anak kita) sebagai generasi yang menyejukkan mata, pemimpin bagi masyarakat bertaqwa, terjaga dari api neraka dan bersama hingga ke surga.
Kita adalah keluarga. Saling mengisi dan melengkapi. Saling mengingatkan, mendukung dan menguatkan.
Sementara di sudut lain, sungguh hati ini malu, melihat para pejuang itu berlomba. Bukan,  bukan berlomba untuk mengejar pengakuan ataupun pujian. Bukan beradu untuk menunjukkan siapa lebih berilmu. Namun, berlomba memainkan peran terbaik di hadapan Rabb-Nya. Ya, di hadapan Rabb-Nya. Bukan untuk mengejar penilaian manusia. Pandangan ini menjadi saksi atas jerih payah beliau-beliau semua. Dalam kapasitas masing-masing.
Menginfaqkan hartanya, mencurahkan segenap tenaganya, mengucurkan peluh lelahnya, mempersembahkan waktunya, menyumbangkan apapun yang dimilikinya, mengorbankan harta, jiwa dan raga terbaiknya.. untuk perjuangan mendidik generasi ini. Semuanya dipersembahkan dengan tulus ikhlas. Semata mengharap ridho Rabb-Nya.

Sungguh betapa malunya diri ini, tak mampu berkontribusi apa-apa. Hanya do'a yang bisa kami panjatkan. Semoga Allah meridhoi perjuangan keluarga ini, semoga Allah memberkahi setiap usaha pengorbanan dan kelelahan beliau semuanya.

Semoga kita terus menjadi keluarga, tidak hanya Se-Kuttab, melainkan Se-Surga.

Mari terus mencambuk diri, "Wahai diriku, janganlah banyak engkau mencela dan mencari celah, sibuk dalam perdebatan yang hanya membuat lelah, lihatlah saudaramu telah banyak mengambil perannya, lillah. Lalu,  apa kontribusimu?"


(Inilah kisah romantisme sebuah rumah tangga)

“Semangat menuntut ilmunya jangan hanya ke ustadz-ustadzah saat kajian di luar saja, tapi pada suaminya juga ya” pesan Ahmad tak pernah jemu mengajak istrinya bermajelis ilmu di rumah.

Mengenal Kuttab

Kuttab ialah Lembaga pendidikan anak-anak usia 5 – 12 tahun yang mulai diaplikasikan sejak bulan Juni 2012, yang kurikulumnya menitik beratkan pada Iman dan Al-Qur’an. Kurikulum yang dirumuskan dalam diskusi rutin sejak 5 tahun silam dan dijadikan modul-modul panduan dalam pembelajaran. Lembaga yang menggali kurikulumnya dari kitab-kitab para ulama berlandaskan Al-Qur’an dan Assunah. Lembaga Pendidikan yang memprioritaskan tahapan pendidikan.


Konsep kuttab bukanlah hal yang baru, hanya sudah terlalu lama sejarah peradaban ini terbenam oleh debu-debu zaman. Al-Fatih berusaha untuk mengawali membuka kembali lembaran – lembaran sejarah itu yang terlipat. Maka lahirlah di tahun 2012, bermodal keyakinan berharap kebesaran.

POSKU

Blog ini dikelola oleh Persatuan Orangtua Santri Kuttab (POSKU) Al-fatih Jember

Kontak kami

Address: Jl. Kartini 52 Jember (Depan Upnormal) | Telp: (Penanggung Jawab) 0895-362-303030 / 0822-3376-9000

Denah

Denah
Klik kanan > Open image in new tab