(Inilah kisah romantisme sebuah rumah tangga)
“Semangat menuntut ilmunya jangan hanya ke ustadz-ustadzah saat
kajian di luar saja, tapi pada suaminya juga ya” pesan
Ahmad tak pernah jemu mengajak istrinya bermajelis ilmu di rumah.
Ba’da subuh seringkali Sakinah, sang istri beralasan, “masih mau nyuci, belum masak, bla, bla, bla.” Keesokan harinya dengan wajah mesem Ahmad sudah siap duduk di majelis menunggu muridnya (baca: istrinya). Sakinah mengintip dapur. MasyaaAllah.. cucian piring sudah tertata rapi di raknya. Lantai sudah kinclong. Rice cooker sudah menyala. Ahmad membatin, “hayo mau alasan apa lagi.” Sakinah tersipu malu. Bergegas merapikan diri, mengambil buku dan pulpen, duduk menunduk di hadapan suaminya.
Sejak awal menikah, perkakas yang pertama mereka beli adalah papan
gabus dan kertas origami warna-warni untuk menuliskan jadwal majelis ilmu di rumah.
Hari-hari awal berjalan lancar.. namun semakin kesini semakin longgar. Sakinah selalu
beralasan, namun Ahmad terus-menerus membujuk agar cahaya taman surga di rumah mereka
tak pernah padam.
Hingga, masyaaAllah.. di tahun ini, Allah memberikan hikmah
yang begitu luar biasa melalui tentara kirimannya, corona, menjadikan mereka
kembali menghidupkan taman surga yang hampir gersang karena alasan kesibukan.
Setiap pagi hari disuguhi kesejukan mata air ilmu yang menyegarkan dari guru mereka,
ustadz Budi Ashari, Lc (kajian Sapa Pagi).
Menjelang siang, istirahat qoilullah sembari terus memperdengarkan
lantunan ayat-ayat Al Qur’an, setoran para santri dari rumahnya.
Sore hari Ahmad akan mengajak Sakinah beserta putra pertama mereka,
bermajelis kembali. Mendengarkan Ahmad berkisah ataupun membacakan buku
kesukaan sang putra. Menjelang magrib, saling menyimak hafalan Al Qur’an
masing-masing. Ba’da magrib, tak henti-hentinya taman surga dihidupkan. Ahmad berperan
sebagai guru ruhiyah bagi seluruh anggota keluarga. Tentu dengan keriwehan
mengondisikan putra mereka agar tidak rewel. Terkadang bisa anteng, namun
sering juga sambil menggendong, ataupun dengan pemandangan majelis yang penuh
air tumpahan dari gelas minumnya.
Namun, sungguh.. ada sebuah
kenikmatan yang tentu tidak bisa tergambarkan dalam kata. Ketenangan yang
merasuk menguatkan visi misi rumah tangga. Bersama dalam ketaatan, merajut
mahabbah hingga ke surga. “Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir (mengingat)
Allah, melainkan mereka dikelilingi oleh para malaikat, diliputi oleh rahmat,
diturunkan ketenangan dan mereka disebut oleh Allah di hadapan malaikat yang
ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)
Melalui taman surga dunia, mereka berharap limpahan ridho Allah
untuk berkumpul kembali di taman surga sesungguhnya. Menghadirkan indahnya
taman surga di dalam rumah mereka. Menghidupkannya dengan majelis ilmu nan
bercahaya.
“Jika kalian melewati taman surga maka berhentilah. Mereka
bertanya, “Apakah taman surga itu? Rasulullah menjawab, “majelis-majelis ilmu” (HR.Tirmidzi).
Salah satu sumber kebahagian adalah rumah yang lapang. Bukan lapang
karena besar secara ukuran, melainkan hati merasakan lapang dan nyaman karena
ketaatan. Lapang dengan majelis ilmu, lapang karena dibacakan Al Qur’an, lapang
karena saling mendukung dalam kebaikan.
Sesungguhnya rumah yang dibacakan Al Qur’an di dalamnya akan
menjadi luas bagi pemiliknya, malaikat mendatanginya, setan menjauhinya dan
banyak kebaikannya. Dan rumah akan menjadi sempit bagi pemiliknya, malaikat
menjadi terhalang, setan hadir dan sedikit kebaikannya jika tidak dibacakan Al
Qur’an dalam rumah tersebut. (HR. Ad
Darimi)
Mudah-mudahan ikhtiar menghadirkan taman surga di rumah-rumah kaum
mukmin menjadi perantara Allah mengampuni dosa-dosa dan menggantinya dengan
kebaikan yang terus mengalir seperti mata air salsabila..
“Tidaklah suatu kaum, kemudian mereka berdzikir kepada Allah dalam
duduknya hingga mereka berdiri, melainkan dikatakan (oleh malaikat) kepada
mereka: Berdirilah kalian, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian
dan keburukan-keburukan kalian pun telah diganti dengan berbagai kebaikan.” (HR. Thabrani)
Niscaya rumah kita bak taman surga yang selalu dirindukan.
Yaa Allah, bimbing kami..