Oleh : Herman Anas
Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah. Allah memberikan kehidupan, waktu, tempat dan kesehatan agar manusia bisa optimal untuk beramal mendekatkan diri kepada Allah. Semua fasilitas yang Allah berikan nantinya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah, sebagaimana di akhir surah at takatsur. Di surah selanjutnya, Al ashr, Allah bersumpah demi masa, bahwa semua orang merugi. Siapapun dan apapun profesinya. Hanya orang orang beriman, beramal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Merekalah yang akan mampu mempertanggungjawabkan atas fasilitas kenikmatan yang Allah berikan. Maka masukkanlah pada kategori tersebut segala aktifitas harian umat Islam
Allah memberikan patokan dan bonus-bonus untuk menunjang tujuan penciptaan manusia tersebut. Allah melalui perantara utusannya, Rasulullah menjadikan shalat 5 waktu sebagai pedoman dalam melakukan aktifitas harian. Ibadah ghairu mahdhah harus disusun tidak melewatkan waktu shalat. Ada skala prioritas beramal berdasarkan hukum syara yakni wajib, sunnah dan mubah. Makruh dan haram adalah aktifitas harian yang harus dihindari.
Allah dengan fadhl dan rahmatnya juga memberikan bonus-bonus pahala yang besar kepada umat Nabi Muhammad. Walaupun amalannya kecil untuk menutupi umur pendek yang tidak sama dengan umat-umat sebelumnya. Umat Islam tentu lebih memanfaatkan bonus ataupun diskon ini dan lebih besar semangatnya dibandingkan memanfaatkan diskon di pusat-pusat perbelanjaan.
Di antar bonus pahala yang besar tahunan yang diberikan oleh Allah berada di bulan mulia, dzulqa'dah, dzulhijjah, muharram dan rajab. Saat ini kita sedang berada di bulan dzulhijjah, wa bil khusus 10 awal dzulhijjah. Allah bersumpah pada ayat kedua surah al Fajr, demi malam-malam yang sepuluh (وليال عشر). Imam Ibnu Taymiah mengatakan bahwa siang sepuluh awal dzulhijjah lebih utama dari siang akhir Ramadhan dan malam sepuluh akhir Ramadhan lebih utama dari malam sepuluh awal dzulhijjah.
Allah juga memberikan pahala yang tidak tanggung-tanggung, pahalanya bisa melebihi orang berjihad atau perang di jalan Allah bagi orang-orang yang melakukan amal shaleh ikhlas karena Allah di sepuluh awal dzulhijjah. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas :
ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر. قالوا ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذالك بشيء.
(رواه البخاري)
“Tidak ada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Apakah lebih baik daripada perang di jalan Allah?” Beliau bersabda, “Iya. Lebih baik daripada perang di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).”
(HR. Al Bukhari)
Doktor Imaduddin memberikan penjelasan terhadap ayat ini dengan 3 poin :
كلّ عملٍ صالحٍ يقع في أيام عشر ذي الحجة أحبّ إلى الله تعالى من العمل نفسه إذا وقع في غيرها، وإذا كان العمل فيهن أحب إلى الله فهو أفضل عنده.
العامل في هذه العشر أفضل من المجاهد في سبيل الله الذي رجع بنفسه وماله.
الأعمال الصالحة في عشر ذي الحجة تضاعف من غير استثناء شيء منها.
Kemudian amal shalih apa yang bisa dilakukan di 10 awal dzulhijjah? Prof. Dr. Ali Jumah, Mesir menuliskan setidaknya ada lima yang bisa dilakukan yakni, puasa, memperbanyak dzikir, sedekah, membaca al-quran' dan membaca takbir, tahlil serta tahmid. Bahkan dalam diriwayatkan Imam Bukhari, Ibnu Umar keluar ke pasar-pasar bertakbir kemudian umat Islam mengikuti takbir keduanya. Umat Islam juga bisa melakukan amalan khusus yang sebutkan oleh hadits seperti puasa arafah dan menyembelih hewan Qurban.
Akhirnya, marilah kita sambut dengan gembira bonus bonus yang diberikan oleh Allah. Rasulullah menyebut hal ini adalah nafahat, anugerah atau karunia sebagaimana dalam haditsnya :
(إِنَّ لِرَبِّكُمْ عزَّ وجلَّ فِي أَيَّامِ دَهْرِكُمْ نَفَحَاتٍ، فَتَعَرَّضُوا لَهَا، لَعَلَّ أَحَدَكُمْ أَنْ تُصِيبَهُ مِنْهَا نَفْحَةٌ لا يَشْقَى بَعْدَهَا أبدًا)) رواه الطبراني
Sesungguhnya Allah, Tuhan kalian mempunyai anugerah anugerah di antara hari-hari sepanjang masa, maka carilah ia. Andai salah seorang diantara kalian mendapatkannya maka tidak akan celaka selamanya (Hadits Riwayat Thabrani)
Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah. Allah memberikan kehidupan, waktu, tempat dan kesehatan agar manusia bisa optimal untuk beramal mendekatkan diri kepada Allah. Semua fasilitas yang Allah berikan nantinya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah, sebagaimana di akhir surah at takatsur. Di surah selanjutnya, Al ashr, Allah bersumpah demi masa, bahwa semua orang merugi. Siapapun dan apapun profesinya. Hanya orang orang beriman, beramal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Merekalah yang akan mampu mempertanggungjawabkan atas fasilitas kenikmatan yang Allah berikan. Maka masukkanlah pada kategori tersebut segala aktifitas harian umat Islam
Allah memberikan patokan dan bonus-bonus untuk menunjang tujuan penciptaan manusia tersebut. Allah melalui perantara utusannya, Rasulullah menjadikan shalat 5 waktu sebagai pedoman dalam melakukan aktifitas harian. Ibadah ghairu mahdhah harus disusun tidak melewatkan waktu shalat. Ada skala prioritas beramal berdasarkan hukum syara yakni wajib, sunnah dan mubah. Makruh dan haram adalah aktifitas harian yang harus dihindari.
Allah dengan fadhl dan rahmatnya juga memberikan bonus-bonus pahala yang besar kepada umat Nabi Muhammad. Walaupun amalannya kecil untuk menutupi umur pendek yang tidak sama dengan umat-umat sebelumnya. Umat Islam tentu lebih memanfaatkan bonus ataupun diskon ini dan lebih besar semangatnya dibandingkan memanfaatkan diskon di pusat-pusat perbelanjaan.
Di antar bonus pahala yang besar tahunan yang diberikan oleh Allah berada di bulan mulia, dzulqa'dah, dzulhijjah, muharram dan rajab. Saat ini kita sedang berada di bulan dzulhijjah, wa bil khusus 10 awal dzulhijjah. Allah bersumpah pada ayat kedua surah al Fajr, demi malam-malam yang sepuluh (وليال عشر). Imam Ibnu Taymiah mengatakan bahwa siang sepuluh awal dzulhijjah lebih utama dari siang akhir Ramadhan dan malam sepuluh akhir Ramadhan lebih utama dari malam sepuluh awal dzulhijjah.
Allah juga memberikan pahala yang tidak tanggung-tanggung, pahalanya bisa melebihi orang berjihad atau perang di jalan Allah bagi orang-orang yang melakukan amal shaleh ikhlas karena Allah di sepuluh awal dzulhijjah. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas :
ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر. قالوا ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذالك بشيء.
(رواه البخاري)
“Tidak ada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Apakah lebih baik daripada perang di jalan Allah?” Beliau bersabda, “Iya. Lebih baik daripada perang di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).”
(HR. Al Bukhari)
Doktor Imaduddin memberikan penjelasan terhadap ayat ini dengan 3 poin :
كلّ عملٍ صالحٍ يقع في أيام عشر ذي الحجة أحبّ إلى الله تعالى من العمل نفسه إذا وقع في غيرها، وإذا كان العمل فيهن أحب إلى الله فهو أفضل عنده.
العامل في هذه العشر أفضل من المجاهد في سبيل الله الذي رجع بنفسه وماله.
الأعمال الصالحة في عشر ذي الحجة تضاعف من غير استثناء شيء منها.
- Setiap amal shalih yang dilakukan di 10 awal dzulhijjah adalah lebih dicintai oleh Allah dibandingkan amal shaleh yang dilakukan diluar dzulhijjah. Apabila amal tersebut lebih dicintai di sisi Allah maka berarti lebih utama.
- Orang yang melakukan amal shaleh pada 10 awal dzulhijjah lebih utama daripada orang yang berperang di jalan Allah yang masih kembali dengan diri dan hartanya (masih hidup).
- Amal-amal shalih apapun yang dilakukan pada 10 awal dzulhijjah akan dilipatgandakan tanpa pengecualian.
Kemudian amal shalih apa yang bisa dilakukan di 10 awal dzulhijjah? Prof. Dr. Ali Jumah, Mesir menuliskan setidaknya ada lima yang bisa dilakukan yakni, puasa, memperbanyak dzikir, sedekah, membaca al-quran' dan membaca takbir, tahlil serta tahmid. Bahkan dalam diriwayatkan Imam Bukhari, Ibnu Umar keluar ke pasar-pasar bertakbir kemudian umat Islam mengikuti takbir keduanya. Umat Islam juga bisa melakukan amalan khusus yang sebutkan oleh hadits seperti puasa arafah dan menyembelih hewan Qurban.
lima yang bisa dilakukan yakni, puasa, memperbanyak dzikir, sedekah, membaca al-quran' dan membaca takbir, tahlil serta tahmid.
(إِنَّ لِرَبِّكُمْ عزَّ وجلَّ فِي أَيَّامِ دَهْرِكُمْ نَفَحَاتٍ، فَتَعَرَّضُوا لَهَا، لَعَلَّ أَحَدَكُمْ أَنْ تُصِيبَهُ مِنْهَا نَفْحَةٌ لا يَشْقَى بَعْدَهَا أبدًا)) رواه الطبراني
Sesungguhnya Allah, Tuhan kalian mempunyai anugerah anugerah di antara hari-hari sepanjang masa, maka carilah ia. Andai salah seorang diantara kalian mendapatkannya maka tidak akan celaka selamanya (Hadits Riwayat Thabrani)