26 Juli 2020

Ngalap "Berkah"

oleh: Bin Badr

Pakem huruf Ba-Ra-Kaf pada dasarnya bermakna tetapnya sesuatu sebagaimana dikatakan Ibnu Faris dalam Maqayisul Lughah.
   
i.pinimg.com


Al Ashfahani menegaskan bahwa kata barakah pada mulanya bermakna dada unta; biasanya bila unta ingin beristirahat, maka unta tersebut meletakkan dadanya diatas tanah, kemudian beristirahat dengan tenang dan nyaman, dari sinilah kemudian muncul kata birkah (kolam) yang artinya menahan air agar tetap tenang dalam satu tempat. Pada akhirnya Al Ashfahani mendefinisikan makna kata barakah sebagai tsubutu al-khair al-ilahi fi al-syai (barakah adalah menetapnya kebaikan yang bersifat ilahiyah pada sesuatu)

Konklusi yang dapat disepakati dari beberapa definisi tersebut bahwa keberkahan adalah kebaikan ilahiyah yang meningkat dan bertambah banyak secara stabil, hingga tercipta suatu stabilitas berupa ketenangan dan ketenteraman.

Kata kebaikan yang disandarkan pada kata ilahiyah bermakna bahwa seluruh aktifitas yang diniatkan ibadah kepada Allah dan karena Allah akan mendatangkan keberkahan.

Penyandaran tersebut juga menempis anggapan bahwa ada kebaikan yang datang selain dari Allah.
 
Konsekuensi dari penyandaran ini adalah; Pertama, yang layak disebut kebaikan pada hakikatnya adalah apa yang Allah katakan itu baik, sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran: 26

kedua, tidak setiap yang manusia anggap baik itu baik, atau tidak selamanya yang manusia anggap tidak baik itu tidak baik. sebagai contoh, tanah yang subur tentu lebih baik daripada tanah yang gersang, hidup di tanah yang subur tentu lebih makmur daripada hidup ditanah gersang, namun kemakmuran penduduk negeri Makkah Madinah mematahkan anggapan itu, padahal kita tahu bahwa kedua negeri tersebut berada di tanah gersang dengan curah hujan yang sangat sedikit dan dengan hasil bumi yang tidak beragam namun penduduknya makmur dan justru hasil bumi terbaik dari seluruh negeri tersedia disana.

Kedua pengertian keberkahan ini sudah seharusnya mampu merubah cara berfikir mukmin yaitu dari memburu baik tidaknya sesuatu menjadi memburu berkah tidaknya sesuatu, karena setiap perkara yang berkah itu pasti baik meski sebagian kecil dirasa sulit, berat atau kurang menguntungkan.

Lalu, hal-hal apakah yang berkah atau mendatangkan keberkahan itu ?

Banyak ayat tentang keberkahan bertebaran di al quran, beberapa diantaranya al quran menyebut keberkahan melekat pada tempat, benda, orang sholih, waktu, amal sholih atau melekat pada alquran.

Keberkahan pada tempat sebagaimana disebut dalam QS. Ali Imran: 96
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.

Banyak hadis yang menyebutkan keberkahan kota Makkah ini, diantaranya hadis dari Jabir bin Abdillah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah; “Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” Ada juga hadis tentang terlindunginya negeri Makkah dan penduduk didalamnya dari fitnah Dajjal kelak serta masih banyak lagi hadis yang menjelaskan tentang keberkahan kota Makkah, dan keberkahan ini tidak mungkin diperoleh kecuali jika kita berada di tempat tersebut yaitu Makkah, karena itu keberkahan semacam ini bersifat lokal.

Keberkahan pada benda sebagaimana Allah sebutkan dalam QS. An Nur: 35
... bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun ...
 
Allah juga berbicara tentang keberkahan air hujan dalam QS. Qaf: 9
Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam

Penelitian medis kekinian menyatakan bahwa kandungan yang terdapat dalam minyak zaitun mampu menangkal berbagai kemungkinan macam penyakit berat yang sering diderita manusia seperti, penyakit jantung, kanker payudara, osteoporosis, stroke dan lain sebagainya sehingga menjadi tepat jika minyak zaitun dikonsumsi sebagai suplemen tubuh setiap hari sebagaimana hadis Nabi dari Umar ibn Khattab r.a. “Jadikanlah Zaitun sebagai idam (makanan pendamping) dan minyakilah rambut dengan Zaitun. Karena ia dari pohon yang berkah”.

Adapun air hujan tentu banyak kebaikan yang Allah datangkan karenanya, karena air hujanlah keluar berbagai rizki, kebutuhan, makanan dan selainnya dari dalam bumi.

Keberkahan yang melekat pada zaitun dan air hujan ini pun tidak tidak dapat diperoleh kecuali jika kita memiliki minyak atau sedang musim pohon zaitun berbuah dan sedang turun hujan, keberkahan semacam ini sifatnya kondisional.

Keberkahan pada waktu, Allah berfirman dalam surat Ad Dukhan: 3
sesungguhnya Kami menurunkannya (al quran) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.

Masyhur dikalangan muslimin tentang keberkahan lailatul qadr, keberkahan itu diantaranya adalah setaranya ibadah seorang mukmin pada malam itu dengan ibadah seribu tahun bahkan lebih baik dari itu. Keberkahan waktu yang lain sebagaimana hadis Nabi;
Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.
Ibnu Bathol mengatakan, bahwa pagi menjadi waktu yang berkah karena doa Nabi, karena pagi adalah waktu yang biasa digunakan manusia untuk memulai aktivitas. Waktu tersebut adalah waktu fit untuk beraktivitas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan do’a pada waktu tersebut agar seluruh umatnya mendapatkan berkah di dalamnya. Keberkahan ini, baik diwaktu pagi atau lailatul qadr bersifat temporal, karena keberkahan turun bersebab waktu tertentu.

Keberkahan pada orang sholih. Allah berfirman dalam surat Maryam 31 :
dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup

Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar mengatakan, Allah menjadikan Isa seorang yang diberkahi di mana saja dia berada yakni penunjuk kepada kebaikan, sebagai da'i yang mengajak kepada jalan Allah, sebagai pengingat kepada-Nya, murogghiban kepada ketaatan kepada-Nya, inilah diantara berkah seorang hamba, dan barangsiapa yang terlpas dari sifat-sifat tadi, maka ia telah terlepas dari berkah. Keberkahan seperti ini melekat pada kesholihan seorang mukmin sehingga sifatnya personal, saat kita jauh dari sifat-sifat tersebut atau jauh dari orang sholih tersebut artinya kita jauh juga dari keberkahannya.

Keberkahan pada Amal sholih, Allah berfirman dalam surat Al Araf : 96
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi...

Ayat ini mengabarkan bahwa syarat keberkahan turun melimpah ada dua, yaitu beriman dan bertaqwa (beramal sholih) dengan landasan iman tersebut, tidak termasuk dalam pengertian diatas, beriman saja tanpa beramal, atau beramal sholih tanpa landasan iman. Keberkahan jenis ini bersifat kausalitas yang terjalin dalam hubungan sebab dan akibat.

Keberkahan pada Alquran. Allah berfirman di banyak surat dalam alquran diantaranya surat Al An’am, Al Anbiya’ dan surat Shad dengan redaksi yang sama bahwa Al Quran adalah Mubarok (diberkahi), karena keberkahan al quranlah malam diturunkannya menjadi malam paling mulia yang nilainya lebih baik daripada malam-malam selama seribu bulan, dan bulan diturunkannya menjadi bulan paling mulia diantara dua belas bulan lainnya. Karena keberkahan alquranlah malaikat Jibril yang menyampaikannya kepada Rasul menjadi pemimpinnya para malaikat di sidratul muntaha dan karena keberkahan alquranlah Nabi Muhammad saw. yang diturunkan alquran kepadanya menjadi pemimpin para Nabi sebelumnya.

Keberkahan alquran ini sifatnya mutlak, disegala kondisi, disemua lokasi, disetiap waktu dan melekat disemua hal dan tempat yang ia lekati.
Alquran tampil sebagai mukjizat paling besar diantara mukjizat para nabi. Kalam Allah yang langsung bisa kita dengar, baca, hafalkan dan kaji tanpa ada perubahan redaksi sejak diwahyukannya sampai masa kini.

Keberkahan apa lagi yang lebih besar dan lebih agung daripada alquran?
Maka mari kita bayangkan bagaimana jika lafadz-lafadznya melekat didalam dada menyatu bersama hati, ajarannya bersemi dlam kebiasaan manfaatnya terasa manis di bumi, bukankah kita sama seperti melekatkan mukjizat paling agung dan keberkahan paling mutlak didalam diri dan kehidupan kita?

Mari menghafal alquran,
Mari bersama menjadi gemilang di sisa usia, dalam upaya mengantarkan anak didik kita menjadi gemilang di usia belia

#Allah bimbing kami

Mengenal Kuttab

Kuttab ialah Lembaga pendidikan anak-anak usia 5 – 12 tahun yang mulai diaplikasikan sejak bulan Juni 2012, yang kurikulumnya menitik beratkan pada Iman dan Al-Qur’an. Kurikulum yang dirumuskan dalam diskusi rutin sejak 5 tahun silam dan dijadikan modul-modul panduan dalam pembelajaran. Lembaga yang menggali kurikulumnya dari kitab-kitab para ulama berlandaskan Al-Qur’an dan Assunah. Lembaga Pendidikan yang memprioritaskan tahapan pendidikan.


Konsep kuttab bukanlah hal yang baru, hanya sudah terlalu lama sejarah peradaban ini terbenam oleh debu-debu zaman. Al-Fatih berusaha untuk mengawali membuka kembali lembaran – lembaran sejarah itu yang terlipat. Maka lahirlah di tahun 2012, bermodal keyakinan berharap kebesaran.

POSKU

Blog ini dikelola oleh Persatuan Orangtua Santri Kuttab (POSKU) Al-fatih Jember

Kontak kami

Address: Jl. Kartini 52 Jember (Depan Upnormal) | Telp: (Penanggung Jawab) 0895-362-303030 / 0822-3376-9000

Denah

Denah
Klik kanan > Open image in new tab