03 Juli 2021

GURU-ORTU: KERJA SAMA YANG “KLOP”

Di rumah orang tua mendidik agar anak patuh kepada guru. Dan di sekolah guru mendidik agar murid berbakti kepada kedua orangtuanya. Pendidikan yang saling melengkapi.







Orang tua harus menjaga izzah guru di hadapan anak. Demikian pula guru harus menjaga izzah orang tua di mata santri. Kali ini mari kita bahas sedikit lebih fokus kepada peran guru, namun bukan terhadap murid, melainkan peran guru terhadap orang tua murid. 


Memang sudah tugas guru mendidik muridnya. 

Namun jikalau guru berhasil menyentuh sang ayah... 

Maka betapa dahsyat muridnya kelak!

Karena ia akan memiliki dua guru, di sekolah dan di rumah

Karena ayah bemakna teladan, kasih sayang, dan doa


Maka para guru...

Ajaklah ayah berbicara tentang anak

Barangkali, sudah lama tidak ada lagi yang mengajak mereka berbicara

Dunia sudah menganggap mereka "seharusnya tahu" semuanya


Bayangkan betapa besar dan beratnya peran orang tua. Kita meng-angka-kan hingga mencapai 60% bagian pengaruhnya terhadap anak. Artinya, kalau orang tua mengantarkan anak ke sekolah dengan kondisi sudah terisi 60% itu, maka alangkah mudahnya tugas guru, yang hanya menyelesaikan 20% sisanya (20% lagi adalah pengaruh lingkungan).


Kesadaran berpikir seperti ini akan mendorong guru untuk lebih banyak berkomunikasi dengan ayah dan ibu, tidak lagi sekedar membatasi hanya kepada murid. Ya! Wujudkan ruang konsultasi (saluran dimana orang tua bisa bertanya), giatkan diskusi (dudukkan orang tua sebagai rekan berbagi ilmu sekaligus belajar dari mereka), jalinlah kolaborasi (bekerja sama berbagi peran dalam posisi masing-masing). 


Dalam keadaan tertentu, guru mendapatkan kesempatan istimewa untuk diidolakan murid lebih daripada orang tuanya sendiri. Bukankah sering kita mendengar orang tua yang berkomentar, “Omongan orang tuanya tidak didengarkan, tapi kalau gurunya langsung dilaksanakan.” Ini bukan pernyataan iri,, tapi sekedar menyampaikan fenomena. Salah satu hal yang melatarbelakanginya adalah karena di rumah anak melihat bagaimana akhlak orang tua yang sesungguhnya. Sedangkan di sekolah anak melihat akhlak guru yang telah dipersiapkan. 

Nah, kesempatan ini baik sekali dipergunakan guru untuk mendukung peran orang tua di rumah. Maksudnya, kalau guru mengangkat wibawa orang tuanya, maka hal tersebut akan mendorong di anak untuk berbakti kepada orang tua sepulangnya di rumah nanti.


Jangan sampai sepulang dari sekolah 

anak membenturkan apa yang dilakukan orangtua dengan nasihat gurunya

Karena orang tua adalah pintu surga bagi anaknya 

seberapapun tingginya kedudukan guru. 

Jaga lisan kita dan bantu anak untuk hormat dan taat pada orang tua.


Membenturkan? Bagaimana maksudnya?

Contohnya, ketika murid membaca doa makan "Allahumma bariklana..."

Kemudian Guru langsung melompati nasihat tanpa tahapan, "Itu bid'ah, Nak, yang benar bismillah" 

Meski nadanya lembut, tapi polanya menyalahkan

Maka ketika ayah di rumah berdoa, anak kemungkinan besar meniru cara berdakwah guru dengan langsung menyalahkan.


Atau yang langsung…

Ketika santri bertanya, "Ustadz... Tapi di rumah ayahku biasanya begini."

Dijawab, "oh itu kan pendapat ayahmu Nak... Kalau menurut ulama begini..."

Meski ilmiah… dapat dipertanggungjawabkan…

Namun kita tidak menghendaki anak belajar menggunakan dalil tapi untuk menjatuhkan orang tua


Lalu bagaimana?

Inilah seni berdakwah yang perlu dilatih, karena dari guru santri akan belajar menjadi ahli dakwah yang luwes sebagaimana pesan baginda Nabi, “Mudahkanlah dan janganlah engkau persulit orang lain dan berilah kabar gembira pada mereka, jangan membuat mereka menjadi lari”.  Mudah-mudahan segera disambung dalam tulisan selanjutnya… Wallahu a’lam bish showab.



Mengenal Kuttab

Kuttab ialah Lembaga pendidikan anak-anak usia 5 – 12 tahun yang mulai diaplikasikan sejak bulan Juni 2012, yang kurikulumnya menitik beratkan pada Iman dan Al-Qur’an. Kurikulum yang dirumuskan dalam diskusi rutin sejak 5 tahun silam dan dijadikan modul-modul panduan dalam pembelajaran. Lembaga yang menggali kurikulumnya dari kitab-kitab para ulama berlandaskan Al-Qur’an dan Assunah. Lembaga Pendidikan yang memprioritaskan tahapan pendidikan.


Konsep kuttab bukanlah hal yang baru, hanya sudah terlalu lama sejarah peradaban ini terbenam oleh debu-debu zaman. Al-Fatih berusaha untuk mengawali membuka kembali lembaran – lembaran sejarah itu yang terlipat. Maka lahirlah di tahun 2012, bermodal keyakinan berharap kebesaran.

POSKU

Blog ini dikelola oleh Persatuan Orangtua Santri Kuttab (POSKU) Al-fatih Jember

Kontak kami

Address: Jl. Kartini 52 Jember (Depan Upnormal) | Telp: (Penanggung Jawab) 0895-362-303030 / 0822-3376-9000

Denah

Denah
Klik kanan > Open image in new tab