Seorang murid
datang pada salah satu ustadzah dengan wajah yang sedih,
Aab:
"ustadzah, apakah ustadzah benci padaku?" 😢tanya adek kecil ini
Ustadzah: "Kenapa Aab bertanya seperti itu?" kubalas dengan pertanyaan,
Aab: "Kata Faris, di buku ustadzah ada namaku. Dan tulisannya 'ustadzah benci Aab'." jawabnya polos.😠(agaknya Faris salah membaca bukuku, padahal tidak ada tulisan itu. Faris hanya bercanda, tapi Aab keburu baper... 😅)
Ustadzah: "Kenapa Aab khawatir kalau ustadzah menulis seperti itu?"
Aab: "aaaa ... Ustadzah, aku kan sayang sama ustadzah, kenapa ustadzah benci padaku?" emosinya mulai meluap, seolah minta keadilan .. Sayang dibalas sayang... Ustadzah...
Ustadzah: "Aab,,, dibuku ustadzah memang ada nama Aab.. Maaf ya.. Apa ustadzah harus memperlihatkan nya pada Aab?"
Aab: "Tidak usah ustadzah,," tolak Aab, agaknya kurang sopan jika ia menjawab 'ya' mukanya makin pesimis, 'agaknya Faris benar,' pikirnya. Wajahnya menunduk.
Ustadzah: "Aab coba hadap ustadzah." Aab menghadap dengan setengah hati, kepala yang hanya seberat setengah kg itu, makin berat untuk diangkat.
Ustadzah hanya menggerakkan mata agar Aab membaca lembaran buku yang sengaja dikibarkan di hadapannya.
Aab: "ustadzah... " ucapnya lirih sambil tersenyum malu.
Tulisan tersebut, langsung kutulis sebelum diri membenarkan bahwa ada namanya dalam lembar RKK ku.
Ustadzah: "Kenapa Aab bertanya seperti itu?" kubalas dengan pertanyaan,
Aab: "Kata Faris, di buku ustadzah ada namaku. Dan tulisannya 'ustadzah benci Aab'." jawabnya polos.😠(agaknya Faris salah membaca bukuku, padahal tidak ada tulisan itu. Faris hanya bercanda, tapi Aab keburu baper... 😅)
Ustadzah: "Kenapa Aab khawatir kalau ustadzah menulis seperti itu?"
Aab: "aaaa ... Ustadzah, aku kan sayang sama ustadzah, kenapa ustadzah benci padaku?" emosinya mulai meluap, seolah minta keadilan .. Sayang dibalas sayang... Ustadzah...
Ustadzah: "Aab,,, dibuku ustadzah memang ada nama Aab.. Maaf ya.. Apa ustadzah harus memperlihatkan nya pada Aab?"
Aab: "Tidak usah ustadzah,," tolak Aab, agaknya kurang sopan jika ia menjawab 'ya' mukanya makin pesimis, 'agaknya Faris benar,' pikirnya. Wajahnya menunduk.
Ustadzah: "Aab coba hadap ustadzah." Aab menghadap dengan setengah hati, kepala yang hanya seberat setengah kg itu, makin berat untuk diangkat.
Ustadzah hanya menggerakkan mata agar Aab membaca lembaran buku yang sengaja dikibarkan di hadapannya.
Aab: "ustadzah... " ucapnya lirih sambil tersenyum malu.
Tulisan tersebut, langsung kutulis sebelum diri membenarkan bahwa ada namanya dalam lembar RKK ku.
Catatan dari kelas kuttab awal 2
Kuttab Al-Fatih Jember