Beliau seorang hamba sahaya. Berkulit gelap, tapi keimanannya memancarkan cahaya.
Beliau seorang hamba sahaya.
Raga tertindas siksa, tapi jiwanya bebas merdeka.
Ya, sejatinya, beliau telah merdeka di hadapan Rabb-Nya. Sebelum merdeka dalam pandangan dunia.
Istiqomah mempertahankan aqidah Islam di tengah siksaan yang mendera bertaruh nyawa.
Lantang penuh keberanian berkata, "Ahadun Ahad, Ahadun Ahad, Ahadun Ahad"
Memperjuangkan aqidahnya.
MasyaaAllah..
Betapa beliau begitu MERDEKA.
Tak ada ketakutan di dalam jiwa, selain kepada Rabb-Nya.
Tak ada belenggu mencengkeram keyakinannya.
Harapannya pada janji Allah begitu kuat menghujam seluruh raganya.
Demikianlah kita belajar arti merdeka pada sosok hamba sahaya.
Ruh beliau telah merdeka, sebelum raga dimerdekakan.
Hingga akhirnya,
Pertolongan Allah melalui salah seorang sahabat Rasulullah, Abu Bakar Ash Shiddiq membebaskannya.
Tak hanya itu, beliau mendapatkan balasan yang sangat istimewa, kabar gembira, bunyi terompah telah terdengar di dalam surga.. meski saat itu raganya masih hidup di dunia.
“Suatu pagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Wahai Bilal, dengan amal apa kamu mendahului diriku di surga? Sungguh semalam aku memasuki surga. Aku mendengar derap bersuaramu (suara sandal/terompah Bilal) di depanku.” Bilal menjawab, “Wahai Rasulullah, tidaklah aku melakukan suatu dosa sama sekali melainkan (setelahnya) aku sholat dua rakaat. Dan tidaklah diriku berhadats (batal wudhu), melainkan aku langsung wudhu lagi dan sholat dua rakaat.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab “Dengan amalan inilah (engkau begitu cepat masuk surga).” (HR. al-Hakim)
MasyaaAllah. . indahnya ruh yang merdeka di sisi Rabb-Nya..
Kita pun juga diingatkan tentang arti merdeka dari kisah Musa,
💧💧💧💧💧💧
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain." QS. Al Maidah : 20
Merdeka .. suatu nikmat mulia yang Allah anugerahkan kepada manusia.
Tak ada sesuatu yang lebih bernilai ketimbang merdekanya seorang hamba dalam menyembah kepada Rabbnya.
Karena hakikatnya, Merdeka adalah penghambaan diri, sepenuhnya kepada Sang Pencipta, Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
💧Maka, manusia tidak boleh tunduk kepada siapa pun selain-Nya.
Demikianlah pada dasarnya tujuan Allah menciptakan kita, semata-mata untuk menyembah-Nya. Beribadah kepada-Nya.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat:56)
💧Penghambaan manusia kepada sesama manusia, atau kepada makhluk lainnya menunjukkan kelemahan bahkan kesalahan dalam aqidah/keimanan diri kita.
💧Sehingga, hanya orang yang bertauhid, yang menegakkan kalimat Laa ila ha ilallah dalam segala aspek kehidupan, yang dapat disebut sebagai orang yang bebas dan merdeka.
💧Mampu membebaskan diri dari berbagai belenggu yang akan menjauhkan dirinya dari kebenaran dan dari ketaatannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
💧 Merdeka dari belenggu cinta dunia, merdeka dari jerat rayu hawa nafsu, merdeka dari harapan kepada manusia dan memerdekakan diri semata hanya menuju ridho-Nya.
Sudahkah kita benar-benar telah merdeka?
Ya Allah bimbinglah kami..
#inspirasiiman #qonuni1&2Akhwat