Sejak Kepala KAF Jember meneruskan arahan dari pusat untuk menghentikan sementara KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah dan memulai program "belajar dari rumah" sekitar maret lalu, istri saya (Admin Bazaf) latah ikut membuat program "belanja dari rumah".
Tujuannya agar KBM (Kegiatan Berjualan Macam-macam) milik Bazaf bisa tetap eksis. ðŸ¤
Difotoin pak Ustadz |
Untuk mewujudkan programnya, akhirnya beliau (si Admin Bazaf) ini menempuh dua langkah:
1. Memberlakukan sistem pesan antar (delivery), dan memboyong seluruh barang dagangan dari gedung Kuttab ke tempat tinggal kami di Tegal Besar untuk memudahkan pengiriman.
2. Secara sepihak mengangkat saya sebagai pengantar barang (kurir).
Mendapat tugas baru sebagai partner kerja di Bazaf (selain partner kerja di rumah), saya sih enjoy aja. Toh tugas mengantar barang ini bisa searah jalan dengan profesi saya yang juga berjualan keliling.
Tapi selama menjalankan tugas ini, ada satu hal yang membuat saya merasa agak-agak gimanaaa gitu.
Setiap akhir bulan, istri saya merekap & menghitung ; "piro sih total batine dodolan bazaf iki"... atau dalam bahasa admin ; tutup buku.
Setelah laba berhasil dihitung, ada sebagian yang diwakafkan (ta'awun) untuk Kuttab. Lantas uang ta'awun itu dimasukkan ke dalam amplop dan saya yang disuruh ngantar ke Ust. Ina (Admin Kuttab).
Nah...saat mengantar amplop ini yang bikin saya mbathin ;
"Masya Allah keluarga besar Kuttab ini ya, bahkan untuk urusan jual beli kebutuhan sehari-hari pun mereka masih mengejar pahala jariyah".
Yaa...dengan laba yang diwakafkan ke Kuttab, mereka berusaha mendapatkan pahala yang bisa terus mengalir meski kita sudah di alam kubur.
Dan...saya bersyukur bisa ikut ambil bagian di situ.
Setiap saya mengantar barang pesanan pembeli, saya merasa seperti sedang menjemput amal sholeh orang-orang tersebut.
Dan saat mereka membayar, seolah-olah saya sedang menyerahkan pahala jariyah tersebut kepada pemiliknya.
Sampai saat ini, secara nominal, memang masih belum banyak jumlah uang yang berhasil Bazaf ta'awunkan untuk Kuttab setiap bulannya. Namun tak patah asa dan tak putus doa, semoga Bazaf terus tumbuh, berkembang dan berbuah, hingga bisa terus berkontribusi untuk Kuttab.
Dan untuk saya pribadi, berharap kelak ketika Allah Ta'ala menimbang seluruh pahala keluarga besar Kuttab tersebut di Mizan, saya bisa berkata...
"Ya Allah, itu dulu saya yang ngantar."
Semoga Allah memberkahi kita semua.
Buyung Eko
"Pengantar pahala" Bazaf Jember.