Sungguh, datangnya era globalisasi telah memberikan dampak yang
sangat buruk pada perkembangan bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang
besar. Hal ini telah menyebabkan turunnya moral dan nilai pada masyarakat.
Sebagai sebab adanya pertukaran budaya luar yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa ini. Bangsa yang mayoritas penduduknya adalah muslim.
Adanya pertukaran budaya ini telah banyak merubah pola pikir
masayarakat kita, khususnya para pemuda. Hal ini menyebabkan mereka lebih suka
berkiblat ke dunia barat dalam segala aspek kehidupannya. Karena itulah
kemudian mulai muncul pergaulan bebas ala barat dengan gaya free sex-nya,
menjamurnya tindak kekerasan dikalangan para remaja akibat tontonan-tontonan
yang tidak mendidik, terhipnotisnya orang-orang untuk saling berlomba-lomba
dalam kemewahan hingga sampai pada runtuhnya akhlak dan sopan santun pada
generasi muda.
Dan hal ini diperparah dengan tidak adanya sistem pendidikan yang
mampu membendung fenomena tersebut. Itulah mengapa pemerintah berkali-kali
mengganti kurikulum pendidikan negeri ini dengan kurukulum yang baru. Belum
terlihat efek dari kurikulum yang sebelumnya, tiba-tiba muncul lagi kurukulum
yang baru sebagai ganti dari kurikulum yang lama dan ini telah berlangsung
berkali-kali. Hal ini merupakan bentuk dari kebingungan pemerintah kita akan
sistem pendidikan yang paling cocok untuk memperbaiki pendidikan bangsa ini.
Sebenarnya jika kita mau melihat sejarah, Islam telah datang
dengan membawa solusi dari semua permasalahan kita. Kita hanya dituntut untuk
kembali kepada model pengajaran langit, yaitu cara bagaimana Rasulullah saw
berhasil mendidik para generasi terbaik umat ini. Bagaimanakah cara beliau
melahirkan orang-orang seperti Abu Bakr, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan,
Ali bin Abi Thalib dan sahabat-sahabat mulia lainnya. Bagaimanakah beliau bisa
mencetak orang-orang besar seperti mereka? Itulah hal yang harus kita gali dan
kita pelajari hari ini.
Pendidikan Rasulullah Muhammad saw. adalah pendidikan mulia yang
telah berhasil melahirkann orang–orang yang mulia. Kurikulum beliau tidaklah
rumit dan sekompleks kurikulum hari ini. Gurunya hanya Rasulullah saw. dan
kurikulumnya adalah kurukulum abadi yang telah terbukti dapat dipakai untuk
melahirkan orang-orang yang besar yakni Al-Qur’an Al Karim. Dengan mempelajari
bagaimana tahapan Rasulullah saw. dalam mendidik para sahabat serta
pendekatan-pendekatan yang beliau pakai dalam mendidik mereka, kita akan
menemukan model pendidikan yang paling baik dan paling cocok untuk mengatasi
permasalahan kaum muslimin dalam masalah pendidikan saat ini.
Rasulullah saw. mendidik para sahabat tentang iman sebelum
Al-Qur’an sehingga ketika mereka mempelajari Al-Qur’an lebih dalam, maka
bertambahlah iman mereka. Hal ini sebagaimana yang telah diterangkan dalam
atsar yang bersumber pada para sahabat beliau. Selain itu, beliau juga
mengajarkan adab yang mulia kepada mereka sebagai sebuah bentuk pengajaran dari
langit sehingga terciptalah sebuah masyarakat yang paling mulia yang pernah ada
di atas muka bumi ini. Yaitu para sahabat Rasulullah saw. karena itulah seorang
ulama pernah berkata, sesungguhnya tidak ada yang bisa membawa umat ini meraih
kemenangan dan kemuliaan kembali kecuali dengan cara bagaimana Rasulullah saw.
mendidik para sahabatnya menjadi generasi terbaik umat ini.
Dengan semua fakta di atas, maka tidaklah berlebihan jika
dikatakan bahwa hanya Islamlah satu-satunya jawaban untuk membentuk dan
menciptakan generasi yang gemilang, generasi yang berdiri diatas manhaj
kenabian. Karena itu, marilah kita berbondong-bondong kembali diatas manhaj
ini. Manhaj pendidikan yang bersumber dari meja kenabian. Model pendidikan yang
mendapat sentuhan langsung dari langit, yang Allah swt. ikut serta di dalamnya.
Ya, inilah model pendidikan tersebut, model yang berdiri diatas wahyu Allah
swt. yaitu Ad-Dinul Islam. Adakah yang lebih baik dari ini? Tentu saja tidak.
Oleh karenanya, tidak ada jalan lain bagi setiap muslim yang ingin memperbaiki
negeri ini menjadi negeri yang lebih baik kecuali kembali kepada jalan Allah swt.
yakni jalan yang telah ditempuh oleh manusia yang paling mulia, yaitu nabiullah
Muhammad saw.
Jember, 28 Desember 2017
Oleh Ustadz Ahmad Jauhari, S.Pd, Guru Quran Kuttab Al-Fatih Jember