Untuk menguasai tanah Palestina, Israel merancang untuk menjatuhkan umat
Islam. Dalam hal ini kekuasaan Islam yang kuat adalah Turki Ustmani, karena
wilayah Palestina saat itu berada di tangan Turki Utsmani. Memasuki awal
abadke-20, pasukan Turki Utsmani tidak dapat berbuat banyak dalam menghadapiagresi
negara-negara Eropa, dalam hal ini otak dibalik itu semua adalah Yahudi. Faktor lain karena umat Islam tidak berupaya mempertahankan persatuan
untuk seluruh umat Islam (Pan-Islamisme). Umat Islam justru termakan
isu konsep negara bangsa (nation state) yang dipropagandakan oleh Barat. Maka imbasnya adalah di penghujung abad
19, dan hingga awal memasuki abad 20, umat Islam amat tergiur dengan kemerdekaan
negerinya masing-masing.
Dari sini dapat digambarkan bahwa Turki Utsmani mendapat serangan dari eksternal dan internal. Serangan dari
eksternal yaitu dari yang ingin menjarah sebagian wilayah kekuasaannya.
Sedangkan permasalahan dari dalam Umat Islam yang sudah amat tertarik untuk
melepaskan diri dari kepemimpinan dan kekhalifahan Turki Utsmani. Duahalinilah yang membawa petaka bagi kehancuran umat
Islam dalam upaya mempertahan diri dari serangan Barat. Maka termasuk di dalamnya adalah Palestina
yang ingin melepaskan dari Turki Utsmani kemudian mereka menghadapi Zionis Yahudi yang “pulang kampung” dari perantauan lama
keturunan merekadi berbagai negara Eropa dan Amerika.
Pada tahun 1897 M Yahudi mendirikan organisasi Zionis Dunia (World Zionist Organization). Tujuan utama organisasi ini adalah mendirikan Negara bagi bangsa Yahudi di tanah Palestina.
Rencana Zionis ini diprakarsai oleh tokoh Zionis (Chief
Zionist Negotiator), Dr. C. Wheizman dan mendapat dukungan dari Zionis British
atau Britain (Inggris). Berbagai cara dilakukan Zionis untuk
mendirikan negara. Mulai dari promosi atau mengajak orang Yahudi untuk pulang
ke tanah mereka, menguatkan jalinan kebangsaan antara mereka hingga membentuk
kekuatan militer.
Pada tahun 1917 menteri luar negeri Britania Raya atau Inggris, Arthur
James Balfour menyetujui pendirian Negara Israel di Palestina. Surat
persetujuan ini kemudian dikenal dengan Deklarasi Balfour. Deklarasi Balfour membuat Yahudi di seluruh dunia semakin
bersemangat, terutama di Eropa Timur untuk menyokong upaya mewujudkan bagi Yahudi di Palestina memiliki negara merdeka yang diberi
nama Israel.
Sebelum adanya Deklarasi Balfour Yahudi sedah berusaha keras untuk
menguasai Palestina. Salah satu cara yang ditempuh adalah membeli tanah di
Palestina dan usaha lainnya sebagai provokasi. Janji Balfour
penuh dengan kezaliman, ketidakadilan terhadap hak-hak
bangsa Palestina; perampasan tanah.
Palestina baru berpindah tangan dari
orang Arab-Islam kepada orang-orang Yahudi setelah mereka mendeklarasikan
Israel sebagai satu Negara merdeka pada tanggal 15 Mei 1948. Setelah berdiri Israel terus berperang dengan
Negara Arab lainya untuk memperluas wilayahnya. Seperti peperangan pada 1967, yaitu peperangan antara Israel dan beberapa negara
Islam, seperti Mesir, Yordania, Suriah, Bairut, Arab Saudi, Irak danPalestina.
Gabungan Negara-Negara Islam itu tidak
dapat berbuat banyak. Bahkan semakin memperkokoh keberadaan Negara Isarel.
Palestina dengan senjata seadanya mendirikan beberapa organisasi untuk
membebaskan mereka dari cengkraman penajajah Israel diantarnya adalah Fatah, Hamas
organisasi pembebeasan Palestina (PLO). Israel terus berusaha mengusir,
menghancurkan dan melenyapkan bangsa Palestina dari tanah Palestina. Berbagai
perjanjian ditandatangani tapi itu tidak membuat Israel berhenti untuk
menguasai tanah Palestina. Namun dunia menganggap hamas sebagai organisasi teroris,
padahal organisasi itu berdiri untuk membela Palestina dari penjajahan Israel.
Itulah ketidakadilan dunia.
Wilayah Palestina semakin mengecil dari tahuan ke tahun. Dan terus
mengalami peperangan dan blokade militer. Pada tahun 2007 Jalur Gazadi blokade
dari darat, laut, dan udara oles israel.Wilayah daerah ini tidak mencapai
setengah luas Jakarta dan padat di huni oleh lebih dari 1,5 juta populasi. Penduduknya dipaksa bergantung hidup
dari bantuan kemanusiaan yang aksesnya juga dibatasi oleh tentara Israel. Banyak
orang menyebut wilayah jalur pantai ini sebagai “Penjara paling besar di dunia”
(the biggest prison in the word).
Penjajahan
israel di Palestina dan isolasi yang dilakukanya membuat bangsa Palestina
kesulitan dalam melakukan perlawanan. Salah satu hal yang dilakukan Palestina
atas penjajahan dan penindasan itu adalah dengan turun ke jalan dan membunuh
tentara atau polisi Israel. Hal ini dilkakukan setelah munculnya banyak
pembunuhan dan penyerangan Israel atas Palestina.
Israel dan dunia menganggap apa
yang dilakukan Palestina sebagai teroris. Padahal mereka hanya melakukan
pertahanan. Apa yang dilakukan Palestina ini membuat warga israel dihantui
ketakutan. Sementara dunia seolah menutup mata atas apa yang dilakkan israel
tetapi membela israel dari aksi balasan Palestina. Seperti pandangan Diploma Rusia
atas Israel yang menganggap gelombang kekerasan Palestina atas Israel tidak
memberi harapan perdamaian. Itulah ketidakadilan dunia atas Palestina. Mereka
selalu menganggap Palestina melakukan kejahatan tetapi menganggap apa yang
dilakukan Israel sebagai sebuah pembelaan.
Bahkan kita melihat ketidakadilan itu datang dari media Indonesia. Seperti
dilaporkan bahwa Tempo memberitakan pasukan Israel dilaporkan tengah
melancarkan serangan ke Gaza Palestina. Serangan itu dilakukan setelah serangan
roket dari Gaza yang menerjang wilayah yang tidak berpenghuni di Sdrot,
Israel.“Jum’at 24 April 2015 Tank-Tank Israel dikerahkan untuk menembaki sebuah kamp pelatihan militer Gaza di utara
milik sayap militer Hamas. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Peter
Lerner, melalui akaun twiternya mengatakan: dalam menanggapi serangan roket
terhadap israel, #IDF menargetkan infraktuktur teroris di #gaza utara”
Sementara itu umat Islam tidak bisa berbuat
banyak. Apa yang dilakukan baru sebatas baikot. Dalam konferensi tingkat tinggi
darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jakarta dikeluarkan Jakarta
Declaration yang berisi pemboikotan barang-barang yang diproduksi Israel disekitar
wilayah pendudukan pelestina, di jalur Gaza.
Oleh: Ustadz Ainur Rhain. Lanjut ke Seri ke-5
Oleh: Ustadz Ainur Rhain. Lanjut ke Seri ke-5