“Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti sebuah pohon yang yang baik, akarnya teguh dan cabangnya(menjulang) ke langit, pohon itu memberikan bah pada setiap muslim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. ” (QS:Ibrahim : 24-25)
“Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun”
(QS:Ibrahim :26)
Dalam surat di atas Allah membuat sebuat perumpamaan bahwasannya kalimat yang baik (La ilaha illallah) seperti pohon yang baik (QS:Ibrahim : 24-25) sedangkan kalimat yang buruk (kalimat kufri) seperti pohon yang buruk (QS:Ibrahim :26). Tegaknya sebuah pohon ditentukan oleh kekokohan akarnya, bila akar rapuh robohlah pohon itu. Sistem pendidikan yang berlandaskan oleh pemikiran manusia yang mengindahkan aturan Allah, petunjuk Guru Mulia Nabi Muhammad SAW, dan generasi terbaik peradaban, pasti akan rapuh dan roboh. Berbeda pada sistem pendidikan yang berlandaskan pada aturan Allah, petunjuk Guru Mulia Nabi Muhammad SAW, dan generasi terbaik peradaban, maka pasti akan kuat dan tidak akan roboh. Begitulah jawaban singkat kenapa sistem pendidikan yang ada sekarang tidak dapat menghasilkan peradaban yang mulia, output yang dihasilkan oleh sistem pendidikan sekarang dipenuhi dengan hasrat duniawi yang mengedepankan nafsu pada diri sendiri sehingga pada akhirnya kita akan menjumpai tujuan manusia sebagai kholifah yang baik di bumi Allah ini tidak terpenuhi.
Kokoh tidaknya, sehat tidaknya suatu pohon akan ditentukan oleh kualitas dan kekuatan akarnya, seberapa kuat menancap, mencengkeram ke dalam tanah semakin akan menentukan kekokohan pohon dalam pertumbuhannya. Begitu pula sebuah bangunan, agar dapat berdiri dengan kokoh maka yang pertama kali diperhatikan adalah pondasinya terlebih dahulu, karena kekuatan pondasi akan menopang segala bangunan di atasnya. Begitu pula sebuah peradaban bagaikan sebuah bangunan besar, pohon yang besar yang menaungi mahligai kehidupan di dunia. Seperti halnya sebuah bangunan apabila pondasi perdaban tidak dibangun dengan baik maka sebagus apapun banguan selanjutnya yang akan dibangun pasti akan roboh dan rusak.
Pendidikan merupakan pondasi awal dalam sebuah peradaban, karena pendidikan merupakan awal dari terciptanya konsep atau pola berfikir manusia. Saat kita dapati saat ini kenapa perzinaan (Seks bebas, LGBT dll) bisa dilegalkan, saat kita dapati kenapa Al Qur’an yang sebagai pedoman hanya dicampakkan isinya bahkan hanya menjadi sekedar seremonial saat pengangkatan sumpah jabatan atau pemberian stempel pada kebatilan. Sungguh ini berawal dari pola konsep pendidikan kita yang diawali tidak pada dasar yang kuat, tidak diawali pada dasar yang haq sehingga menghasilkan pola berfikir manusia yang jauh dari kebenaran. Pola sekuler yang sengaja diterapkan untuk memisahkan antara agama dan urusan dunia telah berhasil membuat pola berfikir kita jauh dari petunjuk kebenaran. Sehingga kita dapati sekarang orang pintar tapi tidak benar atau orang benar tapi tidak pintar sehingga mudah untuk dipermainkan.
Mungkin diri kita akan bertanya-tanya apa yang salah pada dunia yang dikatakan modern di abad millennium ini. Kenapa dunia jauh dari ketentraman dari yang dicita-citakan, kesejahteraan yang diagung-agungkan, kebaikan moral yang diidam-idamkan. Jawabannya tidak lain tidak bukan karena kita jauh dari kebenaran. Pondasi yang kita bangun rapuh, akar tidak tumbuh dengan kuat, sehingga sebaik apapun setinggi apapun bangunan peradaban yang ingin kita tinggikan pasti roboh dan rusak adanya. Oleh kerana itu marilah kita benahi pondasi bangunan peradaban ini dengan kembali kepada bagaimana Generasi Gemilang peradaban dulu pernah ada yaitu pondasi yang senantiasa dikuatkan dengan iman dan Al Qur’an. Allah SWT telah berjanji dalam firmanNYA :
“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan pada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan dengan perbuatannya”. (QS. Al A’raaf : 96)
Allah SWT adalah maha kuasa tapi hanya satu yang tidak kuasa yaitu melanggar janjiNYA sendiri. Jika Allah sudah berjanji maka mustahil bagi Allah untuk tidak menepati. Bagi seorang muslim seharusnya tidak ragu lagi karena barangsiapa melandaskan semua dengan keimanan dan ketaqwaan maka Allah akan membuka segala pintu pertolongan. Teori ini tidak dapat kita temukan dalam teori pendidikan barat sekarang, dimana keimanan merupakan pondasi awal yang menentukan baik tidaknya peradaban masa depan. Akankan kita tidak merindu generasi yang senantiasa bermoral, beriman, berilmu dan bertaqwa, para ilmuan-imuan Al Kwarijmi yang baru, Ibnu Sina baru, Muhammad Al Fatih baru, Harun Ar Rosyid baru yang mereka menjadi penegak peradaban yang gemilang. Semoga Allah senantiasa memberi petunjuk serta pertolongan kepada kita semua agar cita-cita peradaban Gemilang masa depan dapat terwujudkan…
#ImanSebelumQur’an
#AdabSebelumIlmu
#MenujuPeradabanGemilang
Oleh Ustadz Rohmad Kurniawan. Guru Quran Kuttab Al-Fatih Jember