30 Juli 2017


Ketika Nabi Sulaiman alayhi salam ingin memindahkan istana Ratu Bilqis ia menawarkan kepada seluruh prajurit siapa yang sanggup. Maka berdirilah jin Ifrit menyanggupinya. Ia bisa memindahkan istana Ratu Bilqis sebelum Raja sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Luar biasa sangat cepat. Waktu antara duduk dan berdiri adalah waktu yang sangat singkat.  Namun sayang, jin Ifrit merasa bahwa dirinya sangat kuat. Ada rasa bangga dalam dirinya.

Tanpa diduga berdirilah seorang ahli ilmu, ahli kitab (ulama) yang bisa memindahkan istana hanya dalam hitungan kedipan mata. Ternyata manusia yang soleh lebih unggul dari jin sekalipun.

Renungan

Menjadi pembelajaran bagi kita bahwa manusia yang soleh ia lebih unggul daripada mahkluk lain. Semua nabi adalah manusia, bukan malaikat. Sedangkan pengikutnya adalah dari golongan manusia dan jin. Mari kita lihat betapa agungnya nabi Muhammad SAW. Beliau diutus untuk seluruh alam tidak hanya kepada manusia, termasuk untuk jin juga. Lantas kenapa masih ada di antara kita yang begitu mengkultuskan jin, bahkan menyembahnya. 

Berapa banyak manusia yang menyembah, memohon pertolongan kepada makhluk halus, berpegang dengan jimat, rajah. Jin dan makhluk halus lainnya adalah ciptakan Allah, lantas kenapa kita meminta pertolongan kepada makhluk yang tidak mempunyai kuasa. Ketika kita betul-betul mengamalkan islam maka kesalehan itu akan menjadikan kita lebih unggul daripada mereka.

Pembelajaran kedua adalah jangan merasa mampu dan berbangga diri. Semua kekuatan dan kemampuan yang kita miliki adalah milik Allah.

Selamat menjadi pribadi yang tawadhu dan bertauhid
Ustadz Ainur Rhain, Penanggung jawab syariah Kuttab Al-Fatih Jember


29 Juli 2017

Periode Umat
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa umat Islam akan terbagi dalam beberapa periode. 

1.     Zaman Rasulullah SAW.
Ini adalah periode hidup baginda Rasulullah SAW
2.     Zaman khilafah yang sesuai dengan Islam
Inilah zaman khulafaur rasyidin, sejak diangkatnya Abu Bakar as-Shidiq, dilanjutkan Umar bin Khattab, lalu Utsman bin Affan, dan terakhir Ali bin Abi Thalib. Sebagian menambahkan Umar bin Abdul Azis meski terpaut beberapa periode kepemimpinan yang mendahului beliau.
3.     Zaman raja yang menggigit, 
Disebut menggigit karena hampir saja syari'at Islam tidak diberlakukan di zaman ini. Pada periode ini ada raja yang bijaksana ada pula yang tidak. Yang mengisi periode ini adalah masa Bani Umayyah, Abbasiyah, Mamalik, hingga Turki Utsmani. Namun secara keseluruhan raja-raja tersebut masih bersepakat menjadikan Al-Qur’an sebagai asas pemerintahannya.
4.     Zaman raja diktator,
Periode kelam di mana umat Islam dipimpin oleh para pemimpin yang diktator, mereka menjajah, dan tidak lagi menyandarkan hukum dan pemerintahan kepada Islam, melainkan kepada hukum-hukum penjajah.
5.     Zaman khilafah ala minhaji nubuwwah
Zaman ini adalah kembalinya khilafah Islamiyah. Nubuwah nabi pasti terjadi karena tidak datang dari Rasulullah SAW kecuali kebenaran. Islam akan kembali jaya itu pasti. Hanya kapan dan siapa pelakunya kita tidak tahu. 

Penggusuran rumah warga bahkan masjid di era kediktatoran
Sekarang zaman apa?
Saat ini adalah zaman raja diktator, yang sedang proses beralih ke zaman ke selanjutnya (zaman khilafah ala minhaji nubuwah) Disebut zaman “raja yang diktator” karena kendati pemimpinnya Muslim mewarisi sifat, tata cara, undang-undang, adat para penguasa diktator meskipun mereka telah pergi dari tanah kaum Muslimin.

Lantas apa yang harus kita lakukan? 
Perlu menjadi renungan bahwa perubahan tidak datang dengan sendirinya. Ada usaha yang keras, perencanaan yang matang, kegigihan dalam memperjuangkan dan kesabaran dalam menunggu kemenangan. 

Kita tengok sejarah penaklukan Konstantinopel. Semuanya itu bukan sulapan, bukan hujan yang turun dari langit, tidak semudah membalik telapak tangan. Ada masa delapan abad dimana usaha demi usaha penaklukkan dilakukan. Hampir semuanya gagal. Apakah umat Islam menyerah dan pesimis? Tidak sama sekali. 

Hingga datanglah keluarga dari asia kecil (Turki) yang berniat untuk mewujudkan cita-cita Rasulullah SAW itu. Sedikit demi sedikit mereka mengumpulkan kekuatan. Hingga kemudian mereka memindahkan pusat kerajaan ke pinggir selat Bosporus menghadap kota Konstantinopel. Sebagai bentuk kesungguhan menaklukkan Konstantinopel. Mereka adalah keluarga Turki utsmani. 

Beberapa kali penaklukan dilakukan tapi selalu gagal. Hingga akhirnya salah satu Raja Utsmani mengumpulkan para anak yatim dan anak-anak dari kerajaan untuk dibina. Mereka dilatih militer, malamnya digunakan untuk tahajjud dan siangnya untuk puasa. Mereka adalah para penghafal al-Qur'an. Inilah generasi yang akan menemani Muhammad Al-Fatih dalam menaklukkan Konstantinopel. 

Nubuwah yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tidak akan datang dengan sendirinya. Perlu kita ingat bahwa yang menaklukkan Konstantinopel adalah manusia sama seperti kita. Hanya saja mereka adalah salah salah satu prajurit dan komandan Islam terbaik. Mereka adalah prajurit yang di dadanya penuh terisi keimanan. Mereka mengerahkan usaha matang, kegigihan, kesabaran, Iman yang menghujam bumi, doa yang menghiba pada Sang Maha Penguasa. Di saat itulah pertolongan dari Allah datang. 

Islam akan kembali pada masa kejayaan sebagaimana zaman khulafaur rasyidin. Kalau kita lihat maka akan sangat jauh bila zaman khulafaur rasyidin dibandingkan dengan saat saat ini. Sebagai bandingnya setelah sayyidina Umar Bin Khattab diminta menjadi hakim pada masa khalifah Abu Bakar, beliau menganggur… Umat Islam saat itu begitu ta'at pada hukum Allah. Tidak ada pelanggaran hukum! Mereka adalah umat yang memahami Al-Quran Hadits dan mengamalkannya. Karena mereka adalah generasi yang hatinya penuh dengan keimanan. 

Mau membandingkan dengan zaman ini? betapa malunya.
Namun masa depan nubuwah Nabi SAW adalah milik kita, mari kita songsong. Umat Islam akan kembali lagi Jaya, mereka akan menyebarkan kedamaian, menghapus penjajahan, dan hidup dalam kesejahteraan. 

Kapan masa itu terjadi? ketika umat ini hatinya penuh dengan keimanan. Akan tiba suatu generasi dimana mereka akan menjadikan alquran dan sebagai penuntun hidup. Pada pundak merekalah Islam akan kembali Jaya. 

Ketika kita tidak bisa melakukannya. Maka persiapkanlah generasi Rabbani. Generasi yang hanya menginginkan Ridho Allah. Disaat itulah pintu pertolongan Allah datang. Jadikan generasi penerus kita lebih baik dari kita. Pecayalah pertolongan Allah akan datang ketika kita pantas untuk ditolong. 

Selamat berjuang membentuk generasi rabbani.
Ustadz Ainur Rhain, Penanggung Jawab Syariah Kuttab Al-Fatih Jember

28 Juli 2017

Santri sedang menikmati bekal kudapan

Jam Kepulangan Santri
Setiap Senin s.d. Kamis Pukul 12.00 wib
Nb: Disarankan dijemput pukul 12.30 untuk memberi waktu santri bermain di Kuttab.
untuk hari Jum'at pukul 10.30 wib

Jadwal Seragam
Senin: Baju biru seragam Kuttab
Selasa: Baju batik
Rabu: Baju olah raga
Kamis: Baju Muslim
Jumat: Baju putih

Jadwal Katering
Senin: Bawa bekal dari rumah
Selasa: Makan siang dari Kuttab
Rabu: Makan siang dari Kuttab
Kamis: Bawa bekal dari rumah
Jumat: Kudapan dari Kuttab

Setelah zaman kemerdekaan, bangsa Indonesia berbenah, salah satunya dari sisi pendidikan. Maka di awal kemerdekaan beberapa tokoh pendidikan baik dari pesantren maupun pendidikan formal di undang menteri pendidikan untuk membuat rumusan besar kurikulum pendidikan di Indonesia.

Dalam pertemuan itu para ulama mengusulkan agar dasar pendidikan bagi masyarakat Indonesia adalah Islam. Karena mayoritas masyarakat adalah Islam, demikian pula para pejuangnya. Kalangan nasionalis tidak setuju. Mereka lebih berkiblat pada barat. Maka para ulama menempuh jalur tengah dengan mengusulkan konten kurikulum adalah 70% materi agama dan 30% menteri umum. Pendapat ini juga ditolak. Kalangan nasionalis menginginkan 30% materi agama dan 70% materi umum.

Berawal dari sinilah rancunya pendidikan di Indonesia. Pondok pesantren yang tidak menerima usulan tersebut tidak diakui ijazahnya selama puluhan tahun. Materi agama semakin terpinggirkan. Hingga yang terjadi dibeberapa sekolah materi agama hanya diajarkan 1 dalam seminggu. Yang lebih parah di universitas negeri dan non Islam hanya 1 semester. Artinya kurang dari 30%. Maka lahirlah generasi hasil kurikulum ini. Lulusan sarjana yang tidak solat. Profesor yang masih gemar syirik. Generasi yang tidak mengenal agama. Generasi yang tidak tahu akhirat. Pikirkan mereka hanya dipenuhi bagaimana caranya memenuhi perut. Tidak lebih dari itu. Hilangnya iman menyebabkan hilangnya keberkahan hidup.

Setelah akhlak dan adab anak-anak rusak maka tinbulah kesadaran akan pentingnya agama dalam membentuk kepribadian anak. Selamat berjuang menjadi generasi Islami yang hebat

Oleh ustadz Ainur Rhain. Penanggung jawab syariah Kuttab Al-Fatih Jember

26 Juli 2017


Tahun 1492 M, telah berlalu 8 abad semenjak kegemilangan Thariq bin Ziyad yang membebaskan Andalusia (711 M) dari perbudakan manusia menuju penghambaan hanya kepada Allah lewat jalan Islam, kota Granada-Andalusia dikepung oleh tentara Salib Kristen Katolik. Alih-alih bertempur mempertahankan diri, Sultan Abu Abdillah (Sultan Muhammad  XII) ternyata memberikan semua kekuasa-annya kepada Nasrani. Ia tidak memilih mempertahankan kehormatan Islam dengan terhormat melalui jalan jihad. Ia malah menyerah. Menurut sangkaannya itu adalah jalan yang aman. Keuntungan duniawi yang dihitung-hitungnya, Ia bermimpi kembali ke tanah Maroko beserta keturunannya.
Namun Apa yang terjadi kemudian?

Mulailah sejarah yang kelam. Islam dibantai dengan berbagai cara di Spanyol dan portugis. Rumah-rumah kaum Muslimin dibakar dibumi-hanguskan, yang menolak murtad disiksa bahkan dibunuh, sedangkan sisanya dipaksa memeluk agama Nasrani. Genosida terhadap umat Islam tersebut merupakan yang pertama di Eropa, sebagai kejahatan besar terhadap kemanusiaan. Kaum Muslimin dipaksa menelan pilihan yang pahit: tetap tinggal di tanah Spanyol dengan catatan harus murtad/dibunuh atau diusir keluar dari Spanyol. Sejarawan mencatat 250.000 hingga 350.000 jiwa mengungsi ke pantai utara Maroko dan Tunisia.

Kini Kita tidak melihat cahaya Islam di Spanyol dan Portugis. Seolah-olah Islam tidak pernah didakwahkan di tanah ini. Lalu bagaimana dengan nasib Raja Abu Abdillah yang lari dari panggilan jihad? Di kemudian hari diketahui ternyata ia dan anak keturunannya hidup miskin dan meminta-minta. Inilah balasan bagi mereka yang meninggalkan jihad.
Pelajaran berharga dari tanah Spanyol. Islam yang dulunya berkibar menerangi dunia melalui tanah Spanyol selama 8 abad namun kini tiada sisa sedikitpun. Sungguh tragis! Apa yang menyebabkan tidak turunya bantuan dari langit? Apa sebabnya hingga mereka dibantai? Apa sebabnya Islam di Spanyol benar-benar hilang tak berbekas?

Diantara penyebabnya adalah:

1. Cinta dunia

Perebutan kekuasaan menye-babkan bangsa Moor (penduduk Muslim Spanyol) yang memeluk Islam saat itu terjangkiti penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati), mereka bergelimang maksiat, saling bertikai, sampai-sampai rela menyerang saudara hanya untuk mendapatkan tahta kerajaan. Pertikaian sesama Muslim ini tentu selain melelahkan, menguras tenaga, dan membingung-kan umat. Energi yang seharusnya difokuskan untuk membangun kekuatan menghadapi musuh malah dihabiskan untuk mengganyang sesama saudara. Musuh di kejauhan cukup ongkang-ongkang kaki sambil menunggu saat yang tepat melumat kedua belah pihak dari kaum Muslimin. Fenomena ini terjadi berulang kali dalam sejarah. Bahkan tak luput juga dalam sejarah Nusantara saat dijajah oleh bangsa Kafir. Tidakkah kita mengambil pelajaran?

2. Meninggalkan jihad.

Begitu cintanya bangsa Moor saat itu dengan dunia hingga tidak ada panggilan untuk berjihad disaat agama mulai diinjak-injak oleh musuh. Tentara Nasrani menyusupkan budaya-budaya kemaksiatan yang merusak kehidupan Islam, namun umat pada saat itu malah terseret arus sehingga hilang amar ma’ruf nahi munkar. Maka Allah mencabut rasa takut dari musuh-musuhnya yang mendorong orang-orang kafir berani menyerang kaum muslimin.

3. Meminta bantuan kepada non muslim

Ibarat ada dua domba yang saling berseteru memperebutkan ladang rumput, kemudian meminta srigala jadi hakim diantara mereka. Maka sang serigala akhirnya memakan kedua domba tersebut. Inilah yang terjadi di Spanyol. Mereka meminta bantuan orang-orang Kafir untuk melawan saudaranya sesama muslim, bahkan ayahnya demi mendapatkan tahta. Tentu saja, pihak non-muslim (Nasrani) bersatu untuk menghabisi umat Islam. Inilah kenapa Allah melarang kita menjadikan non muslim sebagai wali/pelindung/pemimpin.

4. Lunturnya iman.

Maraknya kebodohan akan merajalelakan kemaksiatan. Umat tidak bisa membedakan salah-benar. Permasalahan yang terjadi di tengah kaum Muslimin tidak diselesaikan dengan jalan yang sesuai agama. Saat agama dianggap tidak lagi penting dan masjid menjadi sunyi kemudian gaung jihad tidak terdengar, di saat itulah jurang kehancuran umat Islam menganga.

Renungan

Kondisi terpuruk yang menimpa umat Islam tidak hanya terjadi saat itu, melainkan berulang di berbagai zaman ketika umat semakin jauh dari Tuhannya. Tengoklah catatan keruntuhan pusat Islam di Turki tahun 1924, dan puluhan perpecahan kerajaan-kerajaan Islam lainnya akibat politik devide et impera di tanah air. Kini kondisi umat Islam di penjuru dunia termasuk juga Nusantara rupanya sedang diuji untuk yang kesekian kalinya.

Siapa yang tidak sedih melihat kondisi ini. Layaklah kita untuk menangis. Menangislah wahai umat Islam akan dosa-dosamu. Mohonlah kepada Tuhanmu dengan sungguh-sungguh. Jangan seperti  penduduk Andalusia yang menangis ketika mereka sudah kehilangan segalanya. Bangkitlah kala umat Islam ditindas dan kitab sucinya dihina dengan mengorbankan harta, tenaga, dan waktu kita untuk membela agama.

Kalaupun tidak banyak yang kita bantu, tunjukkan semua ghiroh kalian yang tersisa ketika saat ini umat Islam sedang diintai dari segala penjuru. Marilah kita ketuk pintu langit dengan tangisan do'a iba kita kepada Allah Al Malik untuk para ulama, para syuhada, pejuang Islam, dan semua saudara kita.

Marilah kita pelajari sebab-sebab kejatuhan Islam dalam lembaran-lembaran sejarah. Sebab di balik itu juga terdapat lembaran-lembaran emas yang mengukir kegemilangan peradaban langit ini di muka bumi. Sejarah itu selalu berulang. Akankah kita menjadi pelaku dan saksi terulangnya sejarah kelam ataukah sejarah gemilang? Semua itu dikembalikan kepada amal perbuatan kita sendiri, karena:

 “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-Ra’d/13:11].

Ya Allah bimbinglah kami...
Wallahu a’lam Bishowab

oleh Ustadz Ainur Rhain (PJ Syariah) dan Gilig Pradhana (Pengelola) di Kuttab Al-Fatih Jember

Pendidikan kita mungkin akan mengalami perubahan. Apakah gurunya berganti, pengelolanya berubah, atau mungkin bahkan sistemnya. Namun ada yang tidak boleh berubah sama sekali. Dan tidak bisa diotak atik yaitu nilai.

1. Nilai tidak boleh berubah sama sekali. Nilai-nilai yang tidak boleh berubah diantaranya adalah keikhlasan 

Keikhlasan adalah ruh perjuangan dan mesin hebat yang bisa menyatukan dan menggerakkan. Pendidikan yang dijiwai keikhlasan ia hanya mempunyai tujuan meraih ridho Allah SWT semata, bukan lainnya. Ketika luntur keikhlasan maka pertolongan Allah ta'ala tidak akan turun. Lunturnya keikhlasan menjadikan ilmu  tidak bermanfaat dan tidak berkah.

2. Nilai kedua yang tidak boleh berubah adalah landasan (Al-Qur'an dan Sunnah)

Landasan pendidikan dan kurikulum kita adalah alquran dan hadis. Sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah, sahabat, tabi'in dan para ulama. Kita membangun pendidikan termasuk kurikulum didalamnya atas dasar Islam. Kita tidak boleh mengesampingkan wahyu dan mengekor manusia. Karena umat ini tidak akan menjadi baik kecuali bila dibina dengan wahyu.

Selamat berjuang menegakkan Islam.
Ustadz Ainur Rhain. Penanggung jawab syariah Kuttab Al-Fatih Jember

25 Juli 2017

Iri dengki adalah sifat negatif yang membahayakan dan tidak menguntungkan sama sekali. Iri terhadap orang kaya tidak akan menjadikan diri kita kaya. Begitu pula iri terhadap orang sukses takkan menjadikan diri ini sukses. Iri terhadap orang pintar takkan menjadikan diri ini lebih pintar. Iri hanya mendatangkan sakit hati, merasa serba kekurangan, kufur nikmat. Akibatnya dunia menjadi sempit. Hidup penuh tekanan. Akibatnya stress dan depresi. Kecuali iri terhadap dua hal yang diperbolehkan yaitu orang yang diberi Al Qur'an dan kekayaan kemudian mengamalkannya. 

Tidak semua yang kita lihat itu sebagaimana yang kita bayangkan. Sebagai contoh. Ketika kita melihat orang kaya, sukses atau orang yang tenar (artis) kita begitu menginginkannya. Seolah-olah dalam gambaran kita mereka begitu bahagia. Namun banyak dari mereka yang merasa tertekan karena apa yang mereka punyai. Mereka hanya punya Harta tapi tidak punya iman. Akibatnya mereka tidak punya kebahagiaan. Banyak dari mereka malah menginginkan hidup tenang seperti kita. 

Lalu bagaimana caranya menjadikan sifat iri kita menjadi kekuatan positif? Gampang sekali. Mari kita belajar pada para nabi yang tidak mempunyai sifat iri sama sekali. Mereka semua adalah pribadi yang agung. Disini kita bisa belajar dari Nabi Zakaria. Sebagaimana lazimnya setiap orang tua, beliau ingin mempunyai anak. Bertahun-tahun berdoa tapi Allah belum mengabulkan. Suatu hari beliau melihat Maryam memakan makanan yang di luar musimnya. Maka bertanyalah ia. “Dari mana kau dapatkan ini?” Dijawab Maryam, “Dari Allah”. Maka ditempat Maryam itulah (mihrab) Nabi Zakaria berdoa untuk mendapatkan anak.(hunalika da'a zakaria robbah)

Subhanallah! Allah mengabulkan do'anya.

Pelajaran berharga adalah jika kita melihat saudara kita sukses maka datangilah. Belajarlah darinya dan mintalah doa. Bisa jadi Allah menjadikan dia sukses karena kesalehannya sehingga doanya terkabul. Jika kita mendapati tetangga atau kawan pandai maka datangilah. Datangilah belajarlah darinya dan mintalah do'a. Tak perlu sungkan atau malu. Mungkin kesalehan dan ilmunya membuka pintu karunia Allah ,sehingga Rahmat Allah datang kepadanya terus-menerus. 

Kita tidak tahu kapan dan dimana do'a kita diijabahi. Kita tidak tahu pada lisan siapa doa kita diijabahi. Mari hilangkan iri dan kita jadikan kekuatan positif. 

Selamat menjadi pribadi yang selalu berpikir positif.
Ainur Rhain. Penanggung jawab syar'i Kuttab Al-Fatih Jember


21 Juli 2017

Ketakutan adalah hal yang manusiawi terjadi pada manusia. Apalagi kala kita menghadapi momen krusial. Namun menjadi tidak biasa atau berlebihan ketika kita selalu dihinggapi ketakutan tanpa ada harapan. Bagaimana cara menghilangkan rasa takut?

Ternyata nabi ada juga yang mengalami ketakutan ketika berdakwah. Seperti yang terjadi pada Nabi Musa alayhi salam (AS). Nabi Musa AS takut ketika diutus berdakwah kepada Firaun karena beberapa hal. Takut kalau umatnya tidak menerima dakwah, takut karena lisan beliau yang tidak fasih, beliau sendiri pernah membunuh seorang dari bani Israel, beliau tahu sendiri bagaimana kebengisan Fir'aun yang sudah melegenda, meski dia ayah angkatnya. Itulah gambaran ketakutan Nabi Musa AS.

Maka Allah menguatkan Nabi Musa AS. "Pergilah dengan membawa mukjizat dari Allah dan katakanlah bahwa engkau adalah utusan Allah. Dan ketahuilah bahwa Aku bersamamu mendengarkan semua keluhkesahmu".

Maka pelajaran ini dapat kita ambil ketika merasa takut, yakinlah:

  1. bahwa allah bersama kita. Allah tidak akan membiarkan kita. Allah selalu hadir dalam setiap detik kehidupan kita 
  2. jangan pernah ragu dalam mendakwahkan kebaikan. Karena tidak ada perkerjaan yang lebih baik di dunia ini dari pada berdakwah menyeru kepada jalan allah. 
  3. keberanian Nabi Musa AS juga karena dibekali mukjizat. Ketahuilah bahwa kita juga dibekali oleh allah mukjizat. Warisan dari Rasulullah berupa Al Qur'an. Maka ketika terhimpit kesusahan dan ketakutan bacalah Al-Qur'an. Renungkan nasehat dari Allah. Jika kita kesulitan mengambil pelajaran maka datangilah majlis ilmu. 

maka tengoklah betapa tegas dan tegarnya para ulama dalam mendakwahkan islam. Penjara, cacian, hinaan dan cibiran tidak akan pernah bisa menghalangi mereka yang sudah dijadikan oleh Allah menjadi pewaris nabi. Mari hilangkan ketakutan kepada selain Allah.

Selamat berbuat kebajikan hari ini. 
Ustadz Ainur Rhain (Penanggung jawab syar'i Kuttab Al-Fatih Jember)

Masjid Abu Dhabi - ilustrasi
Dalam surat Asy-Syuara diceritakan bagaimana para nabi berdakwah. Nabi Hud, Nabi Soleh, Nabi Luth, Nabi Syu'aib dll.  Mereka semua menyeru kepada tauhid. Ada hal penting yang harus menjadi panutan para pendidik. Para nabi tersebut juga menegaskan kalau beliau-beliau  tidak mengharapkan imbalan manusia dalam berdakwah. Mereka tidak mengharapkan imbalan atau upah kecuali hanya dari Allah. Inilah keikhlasan dalam perjuangan.

Penting bagi para pendidik untuk ikhlas dalam mendidik. Ketika niatnya adalah dunia maka pikirannya adalah bagaimana bisa mengambil manfaat dari anak didiknya untuk memperkaya diri. Naudzubillahi min dzalik. Akibatnya takkan hadir ilmu yang bermanfaat, tidak akan menjadikan anak didiknya taat,  kehidupan guru dan murid akan penuh dengan maksiat. Sebaliknya, jika ikhlas dalam perjuangan, maka manfaat dan maslahat untuk umat yang dia tularkan.

Adalah aib bagi seorang pendidik yang menjual ilmunya hanya untuk kepentingan dunia sesaat. Aib bagi pendidik menghitung-hitung sebelum berjuang. Dapat apa? Gaji seberapa? Fasilitasnya apa? Ikhlaslah dalam berjuang niscaya allah akan mencukupi kebutuhanmu. Bagaimana caranya Allah memenuhi kebutuhanmu. Salah satunya adalah dengan menghadirkan orang-orang ikhlas disekitar kita sehingga kita akan hidup penuh keberkahan.

Ikhlas bukan berarti tidak mau digaji. Ikhlas adalah niat berjuang karena Allah. Digaji atau tidak ia tetap berjuang. Salah satu tanda dari rusaknya keikhlasan adalah ketika gaji atau upah berkurang maka perjuangan nya pun berkurang.

Mari kita ikhlaskan diri kita dalam mendidik umat. Jangan tukar kehormatan sebagai seorang pendidik dengan dunia sesaat. Ketahuilah Allah lebih kaya dari sekedar yang kita bayangkan. Allah tidak akan membiarkan kita melarat ketika kita memperjuangkan agamaNya.

Selamat menjadi pendidik yang bijak 
Ustadz Ainur Rhain (Penanggung Jawab Kuttab Al-Fatih Jember)

Salah satu orang yang disukai setan adalah pendusta, karena setan sendiri adalah pendusta. Pendusta yang paling disukai setan adalah dukun atau peramal, temasuk orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar.

Orang yang disukai setan selanjutnya adalah mereka yang banyak berdosa tanpa ada niat dan usaha untuk bertobat. Dan dosa yang paling disukai setan adalah kesyirikan.

Bagaimanakah menjauhkan diri dan anak-anak kita dari setan? 

Jalan pertama adalah ketauhidan. Dengan cara meluruskan dan membersihkan akidah dari segala bentuk kesyirikan.

Yang kedua mengikhlaskan semua amal ibadah hanya karena Allah. Orang yang ikhlas dalam beribadah dan berjuang,  maka ia akan senantiasa dilindungi Allah. Sehingga setan tak berdaya mengganggunya.

Yang ketiga adalah memperbanyak ibadah dan membaca al-qur'an. Hati yang tidak mendapatkan asupan gizi ibadah lama kelamaan ia akan mati.  Begitu pula hati yang tidak dibacakan alqur'an maka ia seperti rumah angker. Mari jadikan hati kita lembut dengan tadabur al-qur'an. Mari jadikan hati kita bersih dengan mengikhlaskan ibadah dan perjuangan kita karena allah. Mari kita jadikan hati kita hidup dengan selalu membaca al-qur'an.

Selamat menjadi hamba Allah yang ikhlas.
Ustadz Ainur Rhain (Penanggung jawab syariah Kuttab Al-Fatih Jember)

20 Juli 2017

Ustadz Adi Suyatno berkisah

Istirahat - makan kudapan

Pembacaan ikrar

Ustadz Haidar Rusdi berkisah

Ustadz Azis kepala KAF Semarang berkisah

Ustadz Haris Suhud memimpin ikrar

Bertamu adalah bagian dari syariat silaturrahim yang dianjurkan dalam Islam. Maka penting untuk mengikutsertakan anak dalam acara kunjungan orang tua ke rumah saudara, kerabat, tokoh, atau tetangga.



18 Juli 2017

Beginilah semangat santri Kuttab di awal tahun ajaran baru.
Tangerang Selatan

Surabaya

Probolinggo

Pekanbaru

Pekanbaru

Semarang

Lampung

Jombang

Beji
Jember


MANFAAT SERAGAM:
Menunjukkan Identitas tapi bukan menunjuk-nunjukkan identitas - memudahkan untuk mengenali, yakni tatkala di tempat umum akan sulit diketahui mana santri kuttab dan mana yang bukan. Sesama santri kuttab akan cepat membaur dengan mereka yang memiliki persamaan, khususnya seragam yang langsung dapat dikenali.
Seragam janganlah dijadikan alat untuk mengunggul-unggulkan diri. Karena Allah sama sekali tidak melihat rupa hamba-Nya, melainkan ketaqwaannya.
Seragam juga bermanfaat untuk melatih kedisiplinan dan keteraturan. Yakni kewajiban mengenali seragam tertentu untuk dikenakan di waktu tertentu. Rutinitas ini akan mendorong santri (baca: orang tua) untuk memiliki jadwal dan persiapan.
Namun jangan sampai tergantung kepada seragam, sampai-sampai bila pada hari yang ditentukan seragamnya kotor/belum siap, maka anak mengambek tidak mau sekolah. Sebab seragam hanyalah bagian dari pendidikan...
HIKMAH TIDAK DISERAGAMKAN
Adapun hari-hari tertentu tidak ada seragam yang ditetapkan, melainkan hanya kode etik berbusana misalnya "baju batik", "baju putih", dan "busana muslim bebas" adalah untuk menunjukkan kepribadian sesungguhnya dari keluarga kita. Karena boleh jadi seragamnya menutup aurot, namun koleksi baju rumah lainnya menor kurang syar'i. Sehingga terkesan berpakaian syari hanya di sekolah/kantor saja.
Contohnya adalah di TK Islam, SD Islam, SMP hingga SMA Islam semuanya seragam yang syar'i. Namun begitu seragamnya dibebaskan saat masuk kuliah, langsung berubah 180 derajat menggunakan celana jeans ketat/pensil.
Tentu tidak semua begitu. Kita berdoa kepada Allah agar diberi keistiqomahan hingga akhir hayat. Maka dari itu, merupakan hikmah yang dapat dipetik di kuttab dengan adanya hari-hari tanpa seragam adalah melatih diri untuk berbusana yang penuh adab sepanjang hari. #GiligGuru #Seragam #Sekolah Wallahu a’lam bish showab

11 Juli 2017

Gambar-gambar Ustadz Budi Ashari, Lc yang diambil saat pertemuan Orang Tua Santri di Banda Aceh.





Ini bukan membahas fiqih bersalaman, melainkan sekedar sebuah jepretan peristiwa yang indah. Seorang siswi mengingatkan ustadznya untuk bersalaman tanpa saling bersentuhan tangan. Ustadz yang tersadar segera menarik tangannya dan berseru, "Oh ya, lupa" penuh simpatik kepada santriwatinya.

Santri kecil ini telah memiliki sebuah kesadaran ilmiah, dan itu diamalkannya dalam hubungan sosial keseharian. Pilihan sikapnya inilah yang menjadikan pemandangan ini indah. Pandangan sikap yang didasari keilmuan, dan dilakukan dengan penuh keimanan. Hasilnya adalah kenikmatan iman.

AHLAN WA SAHLAN SANTRI BARU KUTTAB AL FATIH JEMBER
Wahai Para Penuntut Ilmu, Ikan–ikan di laut pun mendoakanmu lho Nak!

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang berada di dalam air.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3641)]


Suasana usai jam Kuttab - santri dijemput orang tua
Agenda Santri KAF Jember
Selasa, 18 Juli 2017
“Masuk Perdana Smt 1 TA 2017/2018”
Selasa - Jum’at, 18 -21 Juli 2017
“Masa Orientasi Kuttab Al Fatih Jember (Pekan 1)”

Agenda Orang Tua Santri KAF Jember 
Sabtu, 22 Juli 2017/ Pkl. 09.00 Wib.
“Kajian Orang tua Santri”
Tempat: Kampoeng Batja Jember

Ya Allah Bimbing Kami

Dalam seperjalanan penuh kebahagiaan ustadz Akhmad haidar Rusdi yang menikahi Ustadzah Weta Nur Rohmah, Kuttab Al-Fatih Jember menyempatkan mampir ke Universitas Darussalam Gontor. Berikut adalah oleh-oleh fotonya.







Mengenal Kuttab

Kuttab ialah Lembaga pendidikan anak-anak usia 5 – 12 tahun yang mulai diaplikasikan sejak bulan Juni 2012, yang kurikulumnya menitik beratkan pada Iman dan Al-Qur’an. Kurikulum yang dirumuskan dalam diskusi rutin sejak 5 tahun silam dan dijadikan modul-modul panduan dalam pembelajaran. Lembaga yang menggali kurikulumnya dari kitab-kitab para ulama berlandaskan Al-Qur’an dan Assunah. Lembaga Pendidikan yang memprioritaskan tahapan pendidikan.


Konsep kuttab bukanlah hal yang baru, hanya sudah terlalu lama sejarah peradaban ini terbenam oleh debu-debu zaman. Al-Fatih berusaha untuk mengawali membuka kembali lembaran – lembaran sejarah itu yang terlipat. Maka lahirlah di tahun 2012, bermodal keyakinan berharap kebesaran.

POSKU

Blog ini dikelola oleh Persatuan Orangtua Santri Kuttab (POSKU) Al-fatih Jember

Kontak kami

Address: Jl. Kartini 52 Jember (Depan Upnormal) | Telp: (Penanggung Jawab) 0895-362-303030 / 0822-3376-9000

Denah

Denah
Klik kanan > Open image in new tab