29 Juli 2017

Menghadirkan Generasi Nubuwah

Periode Umat
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa umat Islam akan terbagi dalam beberapa periode. 

1.     Zaman Rasulullah SAW.
Ini adalah periode hidup baginda Rasulullah SAW
2.     Zaman khilafah yang sesuai dengan Islam
Inilah zaman khulafaur rasyidin, sejak diangkatnya Abu Bakar as-Shidiq, dilanjutkan Umar bin Khattab, lalu Utsman bin Affan, dan terakhir Ali bin Abi Thalib. Sebagian menambahkan Umar bin Abdul Azis meski terpaut beberapa periode kepemimpinan yang mendahului beliau.
3.     Zaman raja yang menggigit, 
Disebut menggigit karena hampir saja syari'at Islam tidak diberlakukan di zaman ini. Pada periode ini ada raja yang bijaksana ada pula yang tidak. Yang mengisi periode ini adalah masa Bani Umayyah, Abbasiyah, Mamalik, hingga Turki Utsmani. Namun secara keseluruhan raja-raja tersebut masih bersepakat menjadikan Al-Qur’an sebagai asas pemerintahannya.
4.     Zaman raja diktator,
Periode kelam di mana umat Islam dipimpin oleh para pemimpin yang diktator, mereka menjajah, dan tidak lagi menyandarkan hukum dan pemerintahan kepada Islam, melainkan kepada hukum-hukum penjajah.
5.     Zaman khilafah ala minhaji nubuwwah
Zaman ini adalah kembalinya khilafah Islamiyah. Nubuwah nabi pasti terjadi karena tidak datang dari Rasulullah SAW kecuali kebenaran. Islam akan kembali jaya itu pasti. Hanya kapan dan siapa pelakunya kita tidak tahu. 

Penggusuran rumah warga bahkan masjid di era kediktatoran
Sekarang zaman apa?
Saat ini adalah zaman raja diktator, yang sedang proses beralih ke zaman ke selanjutnya (zaman khilafah ala minhaji nubuwah) Disebut zaman “raja yang diktator” karena kendati pemimpinnya Muslim mewarisi sifat, tata cara, undang-undang, adat para penguasa diktator meskipun mereka telah pergi dari tanah kaum Muslimin.

Lantas apa yang harus kita lakukan? 
Perlu menjadi renungan bahwa perubahan tidak datang dengan sendirinya. Ada usaha yang keras, perencanaan yang matang, kegigihan dalam memperjuangkan dan kesabaran dalam menunggu kemenangan. 

Kita tengok sejarah penaklukan Konstantinopel. Semuanya itu bukan sulapan, bukan hujan yang turun dari langit, tidak semudah membalik telapak tangan. Ada masa delapan abad dimana usaha demi usaha penaklukkan dilakukan. Hampir semuanya gagal. Apakah umat Islam menyerah dan pesimis? Tidak sama sekali. 

Hingga datanglah keluarga dari asia kecil (Turki) yang berniat untuk mewujudkan cita-cita Rasulullah SAW itu. Sedikit demi sedikit mereka mengumpulkan kekuatan. Hingga kemudian mereka memindahkan pusat kerajaan ke pinggir selat Bosporus menghadap kota Konstantinopel. Sebagai bentuk kesungguhan menaklukkan Konstantinopel. Mereka adalah keluarga Turki utsmani. 

Beberapa kali penaklukan dilakukan tapi selalu gagal. Hingga akhirnya salah satu Raja Utsmani mengumpulkan para anak yatim dan anak-anak dari kerajaan untuk dibina. Mereka dilatih militer, malamnya digunakan untuk tahajjud dan siangnya untuk puasa. Mereka adalah para penghafal al-Qur'an. Inilah generasi yang akan menemani Muhammad Al-Fatih dalam menaklukkan Konstantinopel. 

Nubuwah yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tidak akan datang dengan sendirinya. Perlu kita ingat bahwa yang menaklukkan Konstantinopel adalah manusia sama seperti kita. Hanya saja mereka adalah salah salah satu prajurit dan komandan Islam terbaik. Mereka adalah prajurit yang di dadanya penuh terisi keimanan. Mereka mengerahkan usaha matang, kegigihan, kesabaran, Iman yang menghujam bumi, doa yang menghiba pada Sang Maha Penguasa. Di saat itulah pertolongan dari Allah datang. 

Islam akan kembali pada masa kejayaan sebagaimana zaman khulafaur rasyidin. Kalau kita lihat maka akan sangat jauh bila zaman khulafaur rasyidin dibandingkan dengan saat saat ini. Sebagai bandingnya setelah sayyidina Umar Bin Khattab diminta menjadi hakim pada masa khalifah Abu Bakar, beliau menganggur… Umat Islam saat itu begitu ta'at pada hukum Allah. Tidak ada pelanggaran hukum! Mereka adalah umat yang memahami Al-Quran Hadits dan mengamalkannya. Karena mereka adalah generasi yang hatinya penuh dengan keimanan. 

Mau membandingkan dengan zaman ini? betapa malunya.
Namun masa depan nubuwah Nabi SAW adalah milik kita, mari kita songsong. Umat Islam akan kembali lagi Jaya, mereka akan menyebarkan kedamaian, menghapus penjajahan, dan hidup dalam kesejahteraan. 

Kapan masa itu terjadi? ketika umat ini hatinya penuh dengan keimanan. Akan tiba suatu generasi dimana mereka akan menjadikan alquran dan sebagai penuntun hidup. Pada pundak merekalah Islam akan kembali Jaya. 

Ketika kita tidak bisa melakukannya. Maka persiapkanlah generasi Rabbani. Generasi yang hanya menginginkan Ridho Allah. Disaat itulah pintu pertolongan Allah datang. Jadikan generasi penerus kita lebih baik dari kita. Pecayalah pertolongan Allah akan datang ketika kita pantas untuk ditolong. 

Selamat berjuang membentuk generasi rabbani.
Ustadz Ainur Rhain, Penanggung Jawab Syariah Kuttab Al-Fatih Jember

Mengenal Kuttab

Kuttab ialah Lembaga pendidikan anak-anak usia 5 – 12 tahun yang mulai diaplikasikan sejak bulan Juni 2012, yang kurikulumnya menitik beratkan pada Iman dan Al-Qur’an. Kurikulum yang dirumuskan dalam diskusi rutin sejak 5 tahun silam dan dijadikan modul-modul panduan dalam pembelajaran. Lembaga yang menggali kurikulumnya dari kitab-kitab para ulama berlandaskan Al-Qur’an dan Assunah. Lembaga Pendidikan yang memprioritaskan tahapan pendidikan.


Konsep kuttab bukanlah hal yang baru, hanya sudah terlalu lama sejarah peradaban ini terbenam oleh debu-debu zaman. Al-Fatih berusaha untuk mengawali membuka kembali lembaran – lembaran sejarah itu yang terlipat. Maka lahirlah di tahun 2012, bermodal keyakinan berharap kebesaran.

POSKU

Blog ini dikelola oleh Persatuan Orangtua Santri Kuttab (POSKU) Al-fatih Jember

Kontak kami

Address: Jl. Kartini 52 Jember (Depan Upnormal) | Telp: (Penanggung Jawab) 0895-362-303030 / 0822-3376-9000

Denah

Denah
Klik kanan > Open image in new tab