Masjid Abu Dhabi - ilustrasi |
Penting bagi para pendidik untuk ikhlas dalam mendidik. Ketika niatnya adalah dunia maka pikirannya adalah bagaimana bisa mengambil manfaat dari anak didiknya untuk memperkaya diri. Naudzubillahi min dzalik. Akibatnya takkan hadir ilmu yang bermanfaat, tidak akan menjadikan anak didiknya taat, kehidupan guru dan murid akan penuh dengan maksiat. Sebaliknya, jika ikhlas dalam perjuangan, maka manfaat dan maslahat untuk umat yang dia tularkan.
Adalah aib bagi seorang pendidik yang menjual ilmunya hanya untuk kepentingan dunia sesaat. Aib bagi pendidik menghitung-hitung sebelum berjuang. Dapat apa? Gaji seberapa? Fasilitasnya apa? Ikhlaslah dalam berjuang niscaya allah akan mencukupi kebutuhanmu. Bagaimana caranya Allah memenuhi kebutuhanmu. Salah satunya adalah dengan menghadirkan orang-orang ikhlas disekitar kita sehingga kita akan hidup penuh keberkahan.
Ikhlas bukan berarti tidak mau digaji. Ikhlas adalah niat berjuang karena Allah. Digaji atau tidak ia tetap berjuang. Salah satu tanda dari rusaknya keikhlasan adalah ketika gaji atau upah berkurang maka perjuangan nya pun berkurang.
Mari kita ikhlaskan diri kita dalam mendidik umat. Jangan tukar kehormatan sebagai seorang pendidik dengan dunia sesaat. Ketahuilah Allah lebih kaya dari sekedar yang kita bayangkan. Allah tidak akan membiarkan kita melarat ketika kita memperjuangkan agamaNya.
Selamat menjadi pendidik yang bijak
Ustadz Ainur Rhain (Penanggung Jawab Kuttab Al-Fatih Jember)