Beberapa waktu lalu saya pindahan rumah. Atau lebih tepatnya: pulang kembali ke rumah sendiri. Karena rumah yang saya tempati selama 11 bulan terakhir di daerah Tegal Besar adalah rumah milik salah satu wali santri yang sudah berbaik hati mempersilahkan saya untuk menempatinya.
Jazakallah khair, barakallah fiikum. Semoga Allah memudahkan segala urusan jenengan, pak...🙏
Meski saat pindahan, harus diangkut dengan pick up 2 kali jalan (2 rit), tapi ternyata masih ada barang yang belum terangkut. Dan karena sisa barang tersebut tidak besar dan tidak banyak, maka saya putuskan untuk mengangkutnya dengan motor menggunakan tobos (tas sales).
Dua hari setelah pindahan, saya kembali ke rumah itu, lengkap dengan tobos untuk menuntaskan yang tersisa. Saat membuka pagar lalu masuk ke teras, saya pun dilanda baper. Saya memandangi tiap ruangan dan sudut rumah, sambil teringat kembali rutinitas yang biasa kami lakukan disana.
Saya pernah membaca artikel di rumaysho[dot]com, bahwa kelak di akhirat, bumi akan jadi saksi atas amalan kita. Dimanapun kita hidup, baik sekedar lewat, singgah, maupun menetap, bumi akan bersaksi apa saja yang pernah kita perbuat.
Itu artinya, rumah tegal besar yang pernah saya tempati itu tidak hanya sekedar jadi kenangan. Bumi di atas rumah itu berdiri kelak akan memberi saksi atas kelakuan saya selama tinggal disana.
Saya pun membayangkannya...
"ya Allah, buyung pernah memijat kaki istrinya di teras ini.."
Mungkin itu jadi berita baik di tengah ketakutan saya saat itu.
"...tapi mijitnya sambil ghibahin orang, ya Allah!"
Duh 🤦♂️...gak mungkin bisa mengelak saya saat itu. 😰
Beberapa hari kemudian (sabtu kemarin), tiba waktunya Kajian Orang Tua Santri (KOTS) yang diadakan kembali di Kedai Sholeh Juara. Kajian dibuat dua sesi, yaitu "khusus ayah" di pagi hari dan "khusus bunda" di siang harinya.
Dan...untuk pertama kalinya Bazaf gelar jualan di KOTS.
Buat kami, urusan hasil/omzet saat berjualan di kajian itu prioritas nomer sekian (tepatnya nomer dua sih 🤭)... karena nomer satunya adalah semoga apa yang kami lakukan selama KOTS kemarin tercatat sebagai amal baik dan diterima Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Melakukan tiga hal sekaligus: kajian, jualan dan beramah tamah dengan wali santri lain, membuat saya teringat dengan salah satu doa di rangkaian dzikir pagi,
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima."
Berjualan di momen kajian ditambah berkumpulnya para bunda di satu sesi yang terpisah dari ayah, tentu menghadirkan banyak cerita. Ditambah Istri yang selalu minta saya temani karena tidak bisa handle sendiri, (kecuali saat kajian berlangsung, sholat, dll) membuat saya lebih banyak ngumpul dengan para bunda dibanding dengan sesama ayah. 🤦♂️
Dan meski sudah berusaha jaga jarak, tapi masih tidak jauh-jauh dari kerumunan "emak-emak sholehah amazing" ini, kadang nggak tahan juga ikut nimbrung saat mereka bercanda.
Salah satunya saat istri saya menyerahkan salad ke salah seorang wali santri,
"mbak, mau bojo sampean tuku salad, iki jarene gae sampean"
Yang langsung disambut ciyee ciyee dari bunda lain di situ.
Saya pun nimpali, "beeuuh, suami qowwamah langsung praktekin ilmunya, rek"
Yang disambut senyum "sesejuk malam" dari sang bunda bersangkutan.
Malamnya pikiran saya menerawang. Saya pun kembali dilanda baper.
Teringat lagi dengan tiap sudut Kedai. Teringat lagi dengan rutinitas kajian yang biasa dilakukan disana. Teringat lagi dengan hal-hal baik yang ditunjukkan para wali santri sepanjang KOTS tadi. Teringat lagi dengan rumah Tegal Besar. Dan akhirnya teringat lagi dengan artikel yang pernah saya baca.
- Untuk bunda, yang saya lihat memasukkan uang infaq ke dalam kencleng dibalik kerudungnya...
Juga untuk bunda, yang menggratiskan produknya untuk oleh-oleh para tamu, meski dari panitia ada budget nya...
Tahukah anda, bumi di atas Kedai Sholeh berdiri, tempat dimana anda tadi berinfaq, dan tempat anda tadi berbisik-bisik dengan istri saya untuk menggratiskan produknya, kelak akan bersaksi atas keikhlasan anda?
- Untuk ayah, yang dua kali bolak balik Wuluhan-Jember demi membagi waktunya dengan jadwal lain...
Juga untuk bunda, yang datang ke kajian Ummahat di hari Jum'at, bersepeda motor dari Wuluhan, padahal tidak sewajib KOTS dan bisa live streaming...
Tahukah anda, bahwa istri saya terinspirasi oleh anda, wahai supermom's!
Dan tahukah anda, jalan sepanjang 30 km yang anda lalui dari rumah sampai Kedai Sholeh, kelak akan bersaksi atas semangat anda, wahai ayah bunda?
- Untuk ayah bunda yang datang ke KOTS, yang mau ikut lelah ambil bagian di acara ini, yang menyempatkan berbincang dengan sesama wali santri, yang menyempatkan membeli produk-produknya wali santri, yang kesemuanya ini demi ukhuwah...
Juga untuk ayah bunda yang datang ke KOTS, juga datang ke kajian Ummahat tiap Jum'at, dan juga datang ke Majelis Siroh tiap Ahad...
Tahukah anda, bumi di atas Kedai Sholeh berdiri, tempat dimana anda duduk menerima ilmu dan berukhuwah, kelak akan bersaksi untuk anda, yang insya Allah memudahkan jalan anda ke SurgaNya?
- Untuk ayah bunda...pemilik Kedai Sholeh Juara...🥺 saya tidak tahu harus menulis apa.
Jazakumullah khair, barakallah fiikum.
Semoga Allah memudahkan segala urusan jenengan, pak... 🙏
Buyung Eko.
Wali santri, yang menulis di atas bumi Rambipuji.